Rabu, 28 September 2011

Blackberry Review

BlackBerry Torch 9810 Review

Torch adalah seri BlackBerry yang mengutilisasi desain qwerty slide dengan tambahan layar sentuh. Jadi ada banyak cara untuk menginput perintah, dan kesemuanya bekerja dengan sempurna. Dari kacamata desain, tidak ada perbedaan yang mencolok terhadap seri sebelumnya. Ukuran dan bobot yang dikandungnya juga sama. Perbedaan datang dari material plastik berlapis krom yang melapisi tubuhnya, dimana 9800 memakai plastik Glossy. 

.... ( Baca Selanjutnya BlackBerry Torch 9810 )

BlackBerry 9500 Storm Review

Benar-benar sudah tampil modis dan memperhatikan aspek lifestyle. Jauh dari desain BlackBerry seri awal, yang kaku dan kurang menarik. Desainnya mirip LG Viewty atau Samsung Omnia. Bagian muka sepenuhnya didominasi layar, dengan hanya menyisakan sedikit untuk penempatan tombol panggil dan tolak panggilan. BlackBerry mencoba bermain di ranah toucscreen dengan seri ini. Ketajaman dan ukuran layar tak usah diragukan lagi.

.... ( Baca Selanjutnya BlackBerry 9500 Storm )

Olive EC6060 - Review

Desain Olive EC6060


Olive EC6060 hadir dengan desain bar qwerty yang sesuai dengan tren masa kini yang menjagokan jajaran keypad qwerty. Meski keypad berbahan plastik keras bukan karet, namun tetap terasa empuk ditekan. Apalagi ukuran tombol-tombolnya cukup besar, sehingga meminimalisir kesalahan ketik. Olive menghadirkan kesan trendy dan dinamis yang terlihat dari tampilan handphone ini. Bodinya dari plastik yang mengkilap pada casing belakang, sedang sisanya merupakan plastik dop. Handphone ini memiliki bobot 109 gram dan lebar 61 mm.


Olive Pad V-T100 - Review

Desain Olive Pad V-T100


Olive pad V-T100 adalah sebuah tablet PC besutan India, tablet ini punya ukuran 179,4 x 110x 11,5 mm dan berat 375 gram. Apabila dibuat perbandingan dengan produk tablet lain, Olive Pad mungkin paling mendekati Samsung Galaxy Tab. Apalagi keduanya memakai layar capacitive 7 inchi, namun sepertinya kedalaman warna Olive Pad tidak sebesar Galaxy tab. Material Olive Pad terbilang cukup baik walaupun tidak istimewa, listnya terbuat dari metal sedangkan cover belakangnya dibentuk dari plastik keras. Di sisi bodi disisipkan port miniUSB, pengatur volume dan slot hotswap micro SD plus slot bagi SIM card. Dibagian atas layar terdapat jejeran tombol fungsi seperti tombol opsi dan home.


Philips Xenium X501 - Review

Desain Philips Xenium X501


Philips Xenium X501 tampil dengan desain yang sederhana, bentuknya mengadopsi desain bar dengan keypad alfabet numerik. Xenium X501 memiliki dimensi 110 x 47,2 x 15,3 mm dan bobot 129 gram, tergolong lumayan berat bila dibandingkan dengan bodinya yang mungil. Philips Xenium X501 mempunyai layar berukuran 2,2 inchi dengan teknologi TFT 256 ribu warna serta resolusi 240 x 320 pixels. Handphone ini tak banyak menghadirkan instrumen, pada bodi kiri handphone terdapat tombol pengatur suara yang sekaligus berfungsi sebagai tombol zoom kamera. Sedangkan di bagian bawah handphone terdapat port microUSB yang berperan sebagai port untuk pengisian baterai dan slot koneksi headset.


Philips Xenium X806 - Review

Desain Philips Xenium X806


Philips X806 dirancang dengan konsep ala PDA (personal digital assistant), tapi ukurannya terbilang mini. Handphone ini punya dimensi 103,5 x 53 x 14 mm dan berat 136,5 Kg. Dengan ukuran yang mungil, layar X806 memiliki bentang 3 inchi serta resolusi 240 x 400 pixels. Dan kedalaman layar TFT 256 ribu warna. Sebagai pengusung konsep PDA mini, Philips X806 juga mengadopsi jenis layar sentuh resistive, artinya layar bisa direspon baik lewat jemari dan media non jemari manusia. Untuk itu, X806 sudah menyiapkan sistem input baik lewat virtual keypad dan handwriting recognition.


Bodi X806 dirancang dengan balutan material bertesktur dof, menjadikan handphone ini tak licin saat digenggam. Tak banyak instumen yang ada di ponsel ini, yakni tombol shortcut kamera dan tambol pengatur volume. Tombol on/off di atas bodi juga berperan sebagai tombol pengunci layar.


Pixcom AndroTab PGM390

Desain Pixcom AndroTab PGM390


Pixcom AndroTab berukuran 197 × 120 ×13.2 mm dan berbobot 382 gram. AndroTab mengusung layar sentuh berjenis capacitive dengan ukuran 7 inchi. Resolusi yang menyertai layar ini mencapai 800x480 pixels. Layarnya memang tidak impresif, namun masih nyaman saat dipandang. User interface yang dihadirkan si tablet sangat khas Android. Pada home screen kita bisa menambahkan sendiri widget-widget yang kita suka atau sering gunakan. Untuk membantu penggunaan, dibawah layar tersedia 3 soft key. Tersedia port USB khas AndroTab sebagai koneksi untuk charging baterai dan pemindah data di bagian samping tablet ini, bersebelahan dengan port ini ada port SIM card. Sedangkan diatasnya ada kontrol volume dan tombol power yang juga berfungsi sebagai pengunci layar, slot untuk kartu memori MicroSD, dan port headset 3,5 mm.


Pixcom PG20 - Review

Desain Pixcom PG20


Tampil dengan desain candybar klasik yang sederhana, bodi Pixcom PG20 tidak terlalu bongsor dan juga tidak langsing tapi terasa nyaman digenggam dan digunakan. Handphone ini memiliki dimensi 110x45x14 mm dan bobot 85 gram. Materialnya terbuat dari bahan plastik glossy dan untuk konsep keypad mengusung jajaran tombol numeric berukuran besar-besar. Dengan volume tombol yang cukup besar, tentu saja memudahkan kita saat menulis pesan.


Pixcom PG10 - Review

Desain Pixcom PG10


Pixcom PG 10 tampil dengan desain oval berukuran 102x55x9 mm. Dilihat dari rancangannya, handphone ini terbilang simpel ketika digenggam atau dimasukan ke kantung celana, karena tidak memakan banyak tempat. Selain itu, dengan warna putih yang menghiasi hampir seluruh bagian tubuhnya dan guratan warna pink pada bagian atas dan bawahnya membuat handphone ini tampil menarik hati. Secara material, handphone ini lumayan berkualitas. Keypad qwerty-nya berdesain dempet, dan sedikit timbul. Untuk pengetikan secara cepat memang tidak banyak kesalahan, namun karena bahan keypad yang kurang baik maka kita merasakan sedikit ketidaknyamanan.


Selasa, 27 September 2011

Motorola Xoom - Review

Desain Motorola Xoom


Inilah tablet pertama besutan Motorola, Xoom tak lain adalah tablet dengan bentang layar 10,1 inchi. Dengan ukuran layarnya, Motorola Xoom menjadi konsol yang pas bila disandingkan dengan Acer Iconia dan Asus Eee Pad. Pada sisi depan, Xoom didominasi layar yang dilapisi bahan glossy, sedangkan pada bagian belakang berbahan plastik yang kesat, dof. Kelengkapan pada tablet ini mencakup slot MicroSD dan audio port jack 3,5 mm. Sedangkan untuk dukungan multimedia, berjejer port MicroUSB, mini HDMI dan pastinya lubang charger. Layar 10.1 inchi mengusung kekuatan 16 juta warna, terlihat luas dan tajam, apalagi resolusi layarnya mencapai 800x1280 pixels. Interaksi menu pada layar terbilang menarik berkat adopsi tampilan antarmuka dari OS 3.0 Honeycomb.


Motorola MB525 Defy - Review

Desain Motorola MB525 Defy


Motorola Defy adalah sebuah smartphone dengan touch screen capacitive. Handphone ini memiliki bentang layar 3,7 inchi, dan dimensi bodi 107 x 59 x 13,4 mm dan berat 118 gram. Motorola Defy dipromosikan sebagai sebuah smartphone Android yang tahan banting, tahan pada cipratan air dan anti debu. Untuk memenuhi klaim ini, Motorola membalut bodi Defy dengan bahan yang terbuat dari karet dan logam stainless steel, menjadikannya kuat dan tahan benturan. Bagian depan Defy didominasi oleh layar sentuh dan 4 tombol di bawahnya. Bingkai hitam yang ada di sekitar layar diperkuat dengan sekrup yang tampak menyatukan dua bagian bodi handphone. Layar Motorola Defy lebih kecil dari Samsung i9000 Galaxy S, namun sedikit lebih besar dari iPhone 4.


Motorola EX115 - Review

Desain Motorola EX115


Motorola, pemain lama di bisnis vendor handphone merilis EX115. Handphone ini dipasarkan sebagai handphone yang memungkinkan penggunanya mengetik teks dengan cepat juga mudah. Handphone dengan konsep bar ini memakai modey keypad qwerty yang terbuat dari bahan karet. Keypad nya terasa nyaman sekali saat digunakan. Cover belakang EX115 terbuat dari bahan karet dan list sampingnya dari logam metalik, memberikan kesan yang kokoh. Pada bagian kiri terdapat port MicroUSB, sedangkan di kanan ada controller untuk volume. Terdapat audio port 3,5 mm diatasnya.


Catatan Motorola EX115


Pengguna dapat mengganti kartu memori tanpa mematikan handset.



Motorola Quench XT5 - Review

Desain Motorola Quench XT5


Seri ini hadir sebagai handphone layar sentuh dengan bentuk sederhana. Tidak ada dimensi menonjol karena ukuran Quench layaknya handphone candybar, dengan luasan mayoritas dipakai untuk layar. Uniknya, Motorola menggunakan plastik kesat bergelombang untuk casing belakang. Akibat pemakaian model casing ini, Quench terasa mantap saat digenggam. Hanya saja, casing belakang ini agak sulit dibuka karena mesti menggunakan ujung kuku untuk memasang SIM card atau memori eksternal yang terbungkus casing tersebut. Layar Quench adalah tipe kapasitif sehingga memungkinkan navigasi melalui jari tangan. Luasan layar 3,1 inchi memang tidak terlalu lebar, tetapi cukup memuat empat kolom menu ikonik. Dengan antarmuka Motoblur yang didesain khusus untuk pengguna Android Motorola, pengguna Quench dapat menikmati sejumlah shortcut menu yang ditampilkan ke dalam menu utama. Seperti halnya handphone Android lain Quench hanya dihiasi port USB di sisi kanan handphone. Port ini dilengkapi tutup berwarna metalik yang serupa dengan lis Quench. Port lain adalah SIM card dan memori eksternal yang terletak di dalam bodi handphone yang tertutup casing belakang. Meski tertutup casing, sifat memori eksternal ini sudah hotswap, tak perlu mematikan handphone saat menarik atau memasukkan kartu memori tersebut.


Motorola Charm MB502 - Review

Desain Motorola Charm MB502


Rancangan handphone ini terbilang menarik, yakni menggabungkan antara kemampuan input layar sentuh dan tombol konvensional, atau dikenal dengan istilah hybrid. Untuk segmen smartphone Android, masih jarang yang mengusung desain hybrid, apalagi dengan desain full bar. Desain Motorola Charm terbilang ergonomis, pas mendukung fungsi messaging lewat tuts qwerty keypad dengan hentakan halus. Motorola Charm dibalut dengan material cover berbahan dof, menjadikan handphone ini tak licin dan mantap dalam genggaman. Instumen yang melengkapi handphone ini adalah port audio jack 3,5 mm, tombol volume dan port micro USB 2.0. Port micro USB digunakan untuk proses transfer data dan charging. Pada sisi atas bodi Charm terdapat tombol on/off yang juga berperan sebagai tombol pengunci layar. Motorola Charm mengadopsi jenis layar capacitive dengan kedalaman 256 ribu warna, resolusi 320 x240 pixels dan bentang layar 2,8 inchi. Tepat dibawah layar terdapat 3 tombol touchpad, yakni menu key, home key dan back key. Pada tampilan layar utama terdapat 7 homescreeen dinamis untuk di set beragam menu favorit. Untuk memudahkan akses ke berbagai menu, pada deretan qwerty keypad, terdapat tombol akses langsung ke menu messaging dan kamera. Bahkan pada sisi kanan qwerty keypad, ada 4 set tombol untuk navigasi menu.


Motorola A3100 - Review

Desain Motorola A3100


Smartphone keluaran Motorola ini memiliki bentuk ouval. Ketiadaan sudut membuatnya terlihat manis dan unik. Layar berukuran 2,6 inch dengan resolusi 24 x 320 pixels sangat menunjang kenyamanan mata. Sebagai smartphone dengan konsep touch screen tentu saja membuatnya minim akan tombol. Tombol yang ada hanyalah tombol memanggil dan mengakhiri panggilan serta tombol navigasi berbentuk bulat. Material yang digunakan pada ponsel ini terkesan mewah dan kokoh. Pada bodi bagian belakang terlihat hampir seluruhnya dilapisi dari bahan stainlees steel.


Motorola W156 - Review

Desain Motorola W156


Motorola W156 bentuknya yang kotak memanjang terkesan agak tak lazim untuk sebuah ponsel bar (batang). Tapi justru itu yang membuatnya tampil beda dan bisa mencuri perhatian. Apalagi fisiknya yang kompak, ditambah dengan warna hitam, plus permukaan bagian depan yang dilapisi mika, mampu memunculkan kesan mentereng. Seperti balik ke masa lalu, ketika ponsel masih menggunakan layar hitam putih. Begitu juga ponsel ini, layarnya menggunakan layar monokrom hitam putih. Ini menjadi nilai minus, karena banyak ponsel pesaing yang sekelas sudah menggunakan layar warna. Ukuran layar agak kecil, namun masih cukup menampung empat baris teks.
Tombol keypad merupakan satu kesatuan bidang rata tanpa pemisah tiap tombol. Ada lis bahan karet yang memisahkan deret atas dengan deret bawah.


Motorola WX390 - Review

Desain Motorola WX390


Sepintas lalu, orang dengan cepat menilai WX390 merupakan ponsel kelas entry level. Desainnya yang berupa bar sederhana sudah mencerminkan hal itu. Namun yang menarik, kelihatan bahwa ponsel ini dirancang dan didesain dengan baik. Material penyusunnya juga bukan material asal-asalan. Karena itu, biarpun tampangnya sederhana, ponsel ini tetap mengesankan ponsel berkelas yang kompak dan nyaman dalam genggaman. Ukuran layarnya memang termasuk kecil, dan mungkin untuk sebagian besar pengguna, ukuran seperti itu kurang nyaman untuk mata. Tapi itulah konsekuensi untuk sebuah ponsel dengan dimensi yang juga kecil. Namun begitu, tampilan layar jenis CSTN dengan kedalaman 65 ribu warna, menjadi sedikit pengobat bagi ketidaknyamanan mata.


Motorola Milestone - Review

Desain Motorola Milestone


Motorola menyebutnya side slide keyboard. Betul, karena bila digeser dari sisi kirinya akan muncul keyboard qwerty yang dilengkapi navigasi 4 arah yang mudah dijangkau oleh jari jempol kanan. Di bagian tengah navigasi terdapat tombol berwarna emas sebagai fungsi Enter. Layarnya mendapat porsi maksimal dengan ukuran diagonal 3,7 inci. Selain lebar, kualitasnya tak diragukan lagi. Dengan kedalaman 16 juta warna dapat memanjakan mata saat melihat berkas foto maupun menonton video. Untuk menghemat baterai, layar dapat sleep secara otomatis dan dikunci dengan tombol power. Respon layar sentuh cukup responsif. Dengan mengadopsi OS Android 2.1, kita bisa menempatkan shorcut hingga 9 layar dan masing-masing dapat dipenuhi 16 shorcut aplikasi dan fitur lainnya.


Motorola MB300 Backflip - Review

Desain Motorola MB300 Backflip


Posisi papan ketik dengan layar utama bertolak belakang. Sehingga setelah dibuka folding-nya, baru akan membentuk ponsel dengan keyboard seperti biasa. Variasi material pembungkus dari plastik dan logam tidak terlalu istimewa. Yang unik dan canggih adalah touchpad yang berada di bagian belakang layar. Layar menggunakan Motoblur UI yang semakin berkembang menjadikan hiasan widget pada homescreen lebih hidup (live). Layar kaca TFT terbuat dari Gorilla Glass sangat kokoh dalam usapanan jari. Tampilan muka dengan sensor akselerometer memastikan Backflip auto-rotate ketika digunakan. Layar berukuran 3,1 inchi memang terasa kurang untuk mengetik virtual. Ketika ditutup, papan ketiknya berfungsi sebagai permukaan belakang ponsel, lengkap dengan kamera dan lampu kilat. Bila dibuka, mirip ponsel ber-keyboard biasa. Susunan keyboard agak berbeda dan terbuat dari karet membal.


Motorola VE538 - Review

Desain Motorola VE538


Tak ada yang spesial dari dsesainnya, Motorola VE538 mengusung desain batangan (bar) dengan balutan warna hitam dan kombinasi list berwarna merah di samping bodinya. Dengan dimensi 107 x 46 x 16 mm membuatnya nyaman dibawa kemana-mana. Bobotnya adalah 83 gram, sudah termasuk dengan baterai. Ukuran layar menyesuaikan dengan bodinya yang tidak terlalu besar, yakni 2 inchi. Teknologi yang digunakan adalah TFT dengan kedalaman TFT 256 ribu warna. Tampilan menu-menu yang terpampang di layar terlihat jernih. Tombol pada keypad disusun secara rapat dan ukurannya besar-besar. Memudahkan jari saat melakukan pesan singkat. Tersedia tombol navigasi empat arah dan tombol OK berwarna orange.


Motorola Aura - Review

Desain Motorola Aura


Ponsel ini hadir dengan desain swivel, mirip Motorola V70 yang hadir pada tahun 2000-an. Bedanya, Aura menggunakan bahan material kelas wahid seperti stainless steel berlapis tungsten carbide yang biasa dipakai melapis suku cadang di mobil formula satu. Selain itu, ada layar berbahan sapphire crystal 62 karat yang dikenal sebagai material anti gores nomor satu di dunia. Sentuhan mewah lainnya adalah pemasangan 130 bola bearing untuk membuka keypad menjadi mudah, senyaman membuka pintu di mobil mewah. Motorola mengklaim saat pengujian pemutaran ke 100 ribu kali, keadaannya masih sama persis ketika Aura diputar pertama kali. Layar Aura menggunakan bentuk bulat dengan diameter 3,94 mm. Bila diraba terasa layar cembung di tengah-tengah. Penggunaan bahan sapphire crystal membuat tampilan layar 16 juta warna dengan resolusi 480 pixels (diameter) ini terlihat oke. Bahkan, bila kita menggunakannya di luar ruangan, ketajaman layar masih terjaga. Layar bulat juga memberi efek unik saat kita menikmati foto hasil bidikan, karena foto bisa tampil dalam bulatan utuh.


Motorola Moto Q CDMA - Review

Desain Motorola Moto Q CDMA


Smartphone yang berjalan di jaringan CDMA ini menganut desain Qwerty Bar. Bodinya yang langsing membuatnya nyaman ketika hanya sekedar digenggam maupun saat dioperasikan. Teknologi layar handphone ini memang bukan yang tercanggih, yakni TFT 65 ribu warna, tapi mampu menampilkan susunan menu dengan kualitas baik. Bentuk tombol pada jajaran keypadnya sangat unik. Bentuknya ouval dan diberi jarak sedikit antar tombol. Konsep keypad seperti ini meminimalisir terjadinya salah tekan tombol.


Motorola Motozine ZN5 - Review

Desain Motorola Motozine ZN5


Dilihat dari belakang, bodinya mirip kamera digital saku. Sebab, pada bagian belakang terdapat penutup lensa kamera, yang bila digeser akan masuk ke menu kamera. Dari depan barulah tampak bahwa perangkat ini sebuah handphone, lengkap dengan layar dan jajaran tombol pada keypad yang menyatu dengan bodinya. Konsep tombol yang diadopsinya adalah touch sensitive keypad. Saat ditekan jari keypad yang menyatu pada bodi itu cukup sensitif. Kita bisa mengatur keypad agar bergetar ketika ditekan. Untuk layarnya, menggunakan teknologi TFT 262 ribu warna, berukuran 2,4 inch. Layar bisa diputar-putar pada posisi landscape maupun potrait.


Mito 8100 - Review

Desain Mito 8100


Desain Nokia E71 memang benar-benar dijiplak habis. Tidak ada perbedaan sama sekali kecuali pada label merek yang terletak di atas layar. Bahkan, jenis dan letak port-port sambungan kabel pun juga sama. Jadi, bisa pakai asesoris Nokia serupa yang notabene lebih banyak bertebaran di pasar asesoris ponsel. Material pembungkus juga memakai bahan dasar serupa, plastik dan logam. Meski berteknologi dual on GSM-GSM, tombol melakukan panggilan tidak dibedakan antara SIM A atau SIM B. Hanya ada satu tombol melakukan panggilan, setelah diklik, baru akan diberikan pilihan SIM mana yang hendak dipakai. Susunan tombol QWERTY cukup baik tapi tergolong kecil. Mungkin ibu jari tangan wanita tidak terlalu sulit memencet, tapi untuk pria disarankan memiliki kuku yang agak panjang.


Lenovo Q350 - Review

Desain Lenovo Q350


Lenovo Q350 adalah handphone dengan desain bar qwerty. Handphone ini memiliki bobot yang cukup ringan, hanya 102 gram. Bobot ringan ini dapat dicapai lenovo karena sebagian besar material bodinya terbuat dari plastik dof, kecuali lis yang mengelilingi bagian sampingnya. Handphone ini juga nyaman ketika digenggaman ataupun ketika dikantungi. Untuk transfer data, Lenovo Q350 sudah menggunakan MicroUSB. Port ini sebagai masukkan kabel data sekaligus charger. Saat terhubung ke komputer via kabel data, handphone ini bisa bertindak sebagai Mass Storage, Webcam atau Com Port. Di atas port MicroUSB terdapat tombol pengatur tingkat suara. Di sisi kanan, terdapat Port headphone 3,5 mm.


Lenovo A125 - Review

Desain Lenovo A125


Lenovo A125 berdesain bar klasik yang simpel namun tetap terlihat trendy. A125 hadir dengan bodi yang terbuat dari bahan plastik cat dof yang didominasi warna hitam. Di bagian bawah handphone terdapat port MiniUSB yang juga berfungsi sebagai charger dan dilengkapi konektor audio berukuran 3,5 mm. Ukuran layar tampak mendominasi bodi handphone ini, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang untuk keypad. Namun begitu, tidak berarti keypad handphone ini terlalu kecil untuk digunakan. Selain standar keypad numeric, handphone ini memiliki tombol navigasi empat arah. Semua tombol sedikit berlekuk sehingga membuat nyaman saat melakukan pengetikan. Bahan tombol terbuat dari plastik.


Lenovo Q320 - Review

Desain Lenovo Q320


Lenovo yang selama ini dikenal sebagai vendor laptop dan notebook kini ikut memproduseri handphone. Lenovo Q320 memakai desain keypad qwerty yang sekarang menjadi tren di produsen handphone lokal. Balutan bodinya hitam mengkilap dengan sentuhan aksen garis berwarna kuning di list bodi dan tombol navigasinya. Memberikan kesan terndi yang cocok bagi kawula muda. Bodi Q320 dihiasi port Micro USB (kabel data dan charger) serta lubang jack 3,5 mm di bodi atas dan tombol pengendali volume juga kamera di samping kanan. Saat dicoba menghubungkan ponsel ini ke komputer via kabel data, maka ponsel ini bisa bertindak sebagai mass storage, atau web cam. Handphone ini dihiasi speaker stereo yang cukup besar.


Lexus L73 - Review

Desain Lexus L73


Hampir semua permukaan handphone ini dilapisi dengan warna putih, hanya ada garis tipis berwarna merah yang mengelilingi bagian pinggirnya. Perpaduan yang cantik, terlebih lagi kedua warna tersebut diakhiri dengan sapuan yang mengkilat yang menjadikannya tampak lux. Sedangkan materialnya, masih dipilih bahan plastik, sehingga handphone ini enteng ketika di genggam. Selain itu, bagian pinggirnya yang cengkung menjadikan L73 ergonomis ketika berada ditelapak tangan. Kecil-kecil dan bentuknya mirip biji jagung adalah desain yang diusung handphone ini untuk desain qwerty. keypad Ketika dilakukan pengetesan, cukup nyaman juga karena selain dibuat dari bahan plastik yang ‘berisi’, jarak antar tombolnya, menjadikan potensi salah pengetikan minim. Handphone ini juga menyediakan tombol pengontrol musik player, lubang untuk audio 3,5 mm dan charger yang berada disisi samping bodi. Handphone ini masih memakai koneksi Mini USB



Senin, 26 September 2011

K-Touch H688 - Review

Desain K-Touch H688


Hadir dengan desain Bar qwerty yang terlihat simpel minimalis. K-Touch H688 dipasangi layar LCD 2,2 inci dengan TFT 65 ribu warna, cukup membuat nyaman mata penggunanya. Ketika berada di bawah terik matahari pun layar handphone ini masih bisa menampilkan informasi dengan jelas, tanpa pantulan yang menyulitkan pandangan. Desain keypad qwerty terlihat dominan, dan memenuhi sebagian besar badan handphone ini. Pilihan materi mentahnya cukup baik. Handphone ini terbuat dari material plastik glossy warna putih, kecuali list pinggiran dan tombol navigasi yang terbuat dari metal. Di samping kiri tepat pada list, terdapat port jack audio 3,5 mm. Port MicroUSB handphone ini berada di bagian bawah. Selain kedua port tadi, K-Touch tidak menambahkan apa-apa lagi di bagian lis.


K-Touch M600 - Review

Desain K-Touch M600


Sederhana dan simpel, kalimat tersebut terlontar kala Handphone melihat konsep desain dari K-Touch M600. Dengan material plastik, hape ini memang mencerminkan kesederhanaan dari produk candy bar yang jauh dari kesan mewah. M600 punya body yang cukup kompak, dengan total dimensi 114x49x14mm. Tampak muka tertanam layar TFT 2.4 inci dengan ketajaman 262K warna dan kerapatan menyentuh level 320x240 pixel. Rangkaian tombol utama tersusun rapi dengan sentuhan list merah pada tombol navigasi, membuat tampilnya sedikit lebih fresh. Sedangkan keypad numerik tersusun rapi dengan ukuran tombol yang lega.


K-Touch H900 - Review

Desain K-Touch H900


kali ini K-Touch mengeluarkan handphone qwerty dengan nama H900. H900 memiliki desain yang cukup menarik. Bagian belakangnya abu-abu dan terbuat dari karet kesat membuat handphone ini terasa mantap di genggaman. Aksen lis metalik yang membingkai handphone ini menambah kesan trendy. Berkat warnanya yang lebih dof, handphone ini tidak menyiratkan kesan glamor generik yang saat ini mewabahi desain handphone lokal. Keypad-nya yang berukuran sedang terasa sangat nyaman ketika ditekan jari, kekurangan utamanya adalah trackpad-nya yang tidak sensitif. Tampil minimalis, bodinya hanya dihiasi port MicroUSB yang dapat digunakan untuk pengisian baterai, serta lubang audio jack ukuran 3,5 mm di bagian bawah bodi. H900 menggunakan layar berukuran 2,2 inci dengan resolusi 320X240 pixel.


K-Touch G1000 - Review

Desain K-Touch G1000


Sekali lagi K-touch mengeluarkan handphone dengan kualitas yang cukup oke. Kali ini lewat seri G1000, vendor lokal ini menghadirkan handphone dengan gaya bar. Bedanya, G100 menjatuhkan pilihan dengan keypad alphanumeric yang berkesan klasik. Seluruh bagian tubuh handphone memancarkan keanggunan namun tetap bersifat unisex dengan lapisan glossy. Penggunaan frame metalik semakin menambah kesan tadi. Handphone ini didominasi layar, bayangkan keypadnya hanya mengambil 30 persen dari keseluruhan tubuhnya. Soal ketajaman layar memang biasa saja, mengandalkan layar TFT 262 ribu warna . Dan lagi, resolusi layar hanya 240x320 pixels, namun layar 2,4 inchi yang dipasangnya cukup besar jadi mata kita tidak terlalu pusing saat melihatnya.


K-Touch A327 Review

Desain K-Touch A327


K-Touch A327 berbentuk kotak dan agak tebal dengan desain candybar klasik. Hadirnya warna hitam kecoklatan sebagai pembungkus terluar memberi kesan bahwa K-Touch A327 terlihat seperti sebatang cokelat. Selain itu handphone ini juga menawarkan kilau yang tidak biasa di sisi belakang. Terdapat ukiran tanda plus ketika terkena pantulan cahaya. Kualitas keypad alfanumerik patut diacungi jempol. Pasalnya, ketika tombol-tombol tersebut ditekan terasa nyaman. Bisa jadi karena bentuknya yang besar namun empuk seperti bantal. Di sekitar papan navigasi terdapat tombol shortcut music player dan senter untuk memudahkan penggunaannya.


K-Touch H711 Review

Desain K-Touch H711


K-Touch H711 memiliki dimensi 109 x 59 x 13 mm dengan bobot 99 gram, tergolong termasuk standar bagi handphone tipe qwerty. Tombolnya dirancang qwerty, tatanan keypad, letak, dan ukurannya tidak menyulitkan pengguna untuk mengoperasikannya. Untuk pengatur arah, handphone ini dibekali tombol navigasi 4 arah yang berbentuk kotak dengan satu tombol di tengah-tengah sebagai tombol enter. Teknologi layar yang digunakan adalah TFT. Kedalaman warnanya mencapai 65 ribu warna tergolong apik di kelasnya. Handphone ini dilengkapi layar berukuran 2,2 inchi.


K-Touch A6239 - Review

Desain K-Touch A6239


K-Touch A6329 mengusung desain bar klasik yang mulai ditinggalkan oleh vendor lokal lainnya yang lebih suka memakai desain qwerty. Handphone ini terbuat dari plastik dop sehingga memiliki kesan trendy nan dinamis, cocok bagi anda yang memiliki jiwa muda. Untuk tombol-tombol keypad, K-Touch memilih bahan karet empuk, sedangkan tombol navigasinya terbuat dari plastik. Handphone ini merupakan jenis-jenis yang tanpa tombol shortcut. Seluruh lubang jack berada di sisi kanan handphone, selain port audio jack 3,5 mm dan port microUSB yang bisa digunakan untuk pemindahan data ke komputer, ada juga lubang charger kecil seperti yang lazim ada di seri handphone Nokia. A6329 memiliki user interface yang sangat simple, sehingga semua orang dapat cepat mengotak-ngatik isi handphone tanpa kesusahan. Layar handphone memiliki kualitas yang biasa saja, apalagi ketika berada dibawah cahaya.


K-Touch H234 - Review

Desain K-Touch H234


K-Touch H234 memakai desain bar qwerty yang simple namun nyaman dilihat oleh mata. Hampir seluruh body handphone memiliki warna hitam pekat (dof), kecuali warna tombol navigasi yang berwarna merah metalik. Ukuran handphone ini tidak terlalu besar maupun terlalu kecil sehingga enak ketika digenggam. Keypad-nya yang berukuran sedang terasa sangat nyaman ketika ditekan jari, malah tombol navigasi yang keras dan susah untuk ditekan. H234 tampil minimalis, bodinya hanya dihiasi port Micro USB yang dapat digunakan untuk pengisian baterai, serta lubang auido jack ukuran 3,5 mm di bodi bagian kanan. Handphone ini tidak bisa bertindak sebagai mass storage, ketika kami mencoba menghubungkannya dengan PC tidak terjadi efek apa-apa. Satu-satunya cara untuk memindahkan data adalah lewat melepas pasang memory card microSD.


Ivio DE-38 - Review

Desain Ivio DE-38


Desain Ivio DE-38 terbilang ergonomis, smartphone Android ini dirancang dengan lekuk tanpa sudut, menjadikan DE-38 tak mengganggu bila ditaruh di dalam saku celana. DE-38 mempunyai dimensi 119x62,5x13,2 mm dan bobot 127 gram. Bentang layar yang dimiliki smartphone ini adalah 3,5 inchi. Seperti halnya smartphone Android lainnya, layar DE-38 mengusung teknologi capacitive, menjadikan respon layar pada sentuhan cukup baik. Untuk memanjakan visual, layar dilengkapi pula dengan sensor akselerometer, layar akan berubah dari moda landscape ke portrait atau sebaliknya berdasarkan gerakan. Walau bertajuk smartphone touch screen, jalur akses DE-38 juga disiapkan lewat track pad. Letak track pad pas berada di bawah layar. Pada sisi kiri bodi DE-38 terdapat tombol pengatur volume dan tombol shorcut ke menu kamera. Sedangkan pada sisi atas terdapat slot auido port 3,5 mm dan tombol on/off yang berperan sekaligus tombol pengunci layar. Pada sisi kanan bodi, terdapat slot micro USB untuk akses data.


Ivio DE-88 - Review

Desain Ivio DE-88


Desain Ivio DE-88 Icon cukup elegant, dibalut casing berwarna Hitam yang mengkilap serta rancang bangun yang menarik membuat smartphone Android ini terkesan classy. Materialnya terbuat dari plastik dan logam, dengan perbandingan 70% plastik keras. Handphone ini berukuran 116x60x12 mm dan berat 150 gram. Layar sentuhnya berjenis capacitive berukuran 3,5 inchi, cukup luas untuk mengoperasikan menu. Terasa pas untuk pemakaian satu jempol saja. Smartphone ini memiliki resolusi 480 x 320 pixels, menghasilkan display yang cukup terang dan responsif. Dibagian bawah layar Ivio menyisipkan 4 tombol untuk membantu navigasi di smartphone ini.


i-mobile S352 - Review

Desain I-mobile S352


Tidak mau ketinggalan tren, i-Mobile S352 hadir dengan konsep layar sentuh penuh. Walau hanya bermaterial casing plastik, balutan warna dasar plus ukuran yang ringkas, membuat penampilannya cukup berkelas. Handphone berdimensi 105,5 x 57,8 x 12 mm ini cukup nyaman saat berada di genggaman. Pesona tampilan depan seri ini bertumpu pada layar sentuh TFT berukuran 2,8 inchi dengan ketajaman 65ribu warna. Layaknya handphone layar sentuh penuh, tidak banyak tombol yang akan kita temui disini.


i-mobile 5230 - Review

Desain I-mobile 5230


i-mobile 5320 adalah handphone dengan desain bar qwerty yang mengusung teknologi layar touchscreen recititive. Handphone ini berukuran 116 x 58 x 14.4 mm dengan berat 119 gram, layarnya menghabiskan lebih dari setengah permukaan handphone. Berbicara mengenai keypad, ukuran keypad 5320 terbilang kecil, sehingga tampak kurang egonomis, apalagi angka dan huruf latin di keypad-nya berdempet dengan aksara Thailand. i-mobile 5320 berteknologi dual on GSM-GSM, tombol untuk melakukan panggilan tidak dibedakan antara SIM A atau SIM B. Hanya ada satu tombol melakukan panggilan, setelah diklik, baru akan diberikan pilihan SIM mana yang hendak dipakai. Teknologi layar touchcreen berperan banyak dalam menggunakan handphone ini, seperti memilih 'cancel' atau 'yes'.


i-mobile 3250 - Review

Desain I-mobile 3250


Perawakan ponsel ini berukuran cukup bongsor. Sisi depannya didominasi layar yang berdimensi cukup luas, memakan hampir 2/3 luas. Di bawah layar, diisi jajaran tombol qwerty, tombol navigasi dan tombol-tombol lainnya. Bagian layar berlapis plastik glossy yang mudah meninggalkan bekas sidik jari. Tombol qwerty berbahan plastik kesat sebenarnya cukup empuk dan pas di jemari tangan. Tapi karena posisinya terdesak ke bawah oleh layar, membuat kurang nyaman saat mengetik, karena seolah menumpu ponsel ini di sisi bawah. Untuk jalur lalu lintas transfer data, i-Mobile 3250 masih menggunakan port jenis lama, yaitu Mini USB. Port ini sebagai masukkan kabel data sekaligus charger. Saat terhubung ke komputer via kabel data, ponsel ini bisa bertindak sebagai Mass Storage, Webcam atau Com Port. Di sebelah port Mini USB dilekatkan lubang headset jack 3,5 mm. Di sisi kanan bawah, terdapat slot memori eksternal jenis Micro USB, jadi bisa langsung memasukan kartu MicroSD tanpa harus mematikan ponsel.


i-mobile Hitz226 - Review

Desain I-mobile Hitz226


Ada kesan stylish yang terlihat dari tampilan ponsel ini. Lekuk bodinya pun cukup ergonomis, dengan sudut membulat di tiap ujung bodinya. Bobotnya pun terasa ringan. Ini karena ponsel ini menggunakan bahan plastik yang tipis. Tapi juga membuat ponsel ini terasa kurang kokoh. Sama dengan bodinya, tombol qwerty di ponsel juga dilapisi bahan plastik, dengan kontur yang agak membulat ke atas. Meski berbahan bukan karet, namun begitu tetap terasa empuk ditekan. Apalagi ukuran tombol – tombolnya cukup besar, sehingga meminimalisir kesalahan ketik. Kecerahan layar terlihat cukup terang. Tapi sayangnya tampilan yang muncul di layar terlihat kurang tajam, padahal teknologi layarnya sudah TFT. Ternyata ini akibat dari resolusi layar yang hanya sebatas 220 x 176 piksel, serta daya pancarnya yang hanya 65 ribu warna.


i-mobile IE 6010 - Review

Desain I-mobile IE 6010


Rancang bangun ponsel ini tergolong manis dilihat, jika dicermati kontur bodi IE 6010 menyerupai kue coklat batangan. Dengan dimensi layar yang tak terlalu besar, desain ponsel pun terlihat mungil dibanding ponsel Android lainnya. Tepat di bawah layar terdapat 3 tombol untuk navigasi menu. Layar IE 6010 mempunyai kemampuan capacitive, artinya layar hanya bisa merespon sentuhan langsung jari manusia. Teknologi layar mengusung LTPS (Low Temperature PolySilicon LCD) dengan kedalaman 260 ribu warna. Ukuran layar yakni 3 inchi atau sekitar 65 x 40 mm. Layar juga dilengkapi akselerometer yang bisa di on/off-kan. IE 6010 mengusung desain satu port USB untuk digunakan beramai-ramai. Artinya satu port USB digunakan untuk headset stereo, kabel data, dan charging. Terkait dengan konektor, ponsel ini tidak dilengkapi fasilitas hot swap untuk kartu memorinya.


i-mobile TV 640 - Review

Desain I-mobile TV 640


sebagai handphone hyang dilengkapi dengan fitur tv tuner, desainnya dibuat agak bongsor. hal ini untuk menunjang kenyamanan penggunanya saat sedang menyaksikan siaran tv lewat handphone. Ditambah dengan ukuran layar yang cukup lebar, menjadi nilai plus handphone berdesain Qwerty bar ini. Bentuk tombol pada jajaran keypadnya sangat unik, yakni bulat-bulat. Jarak antar tombol bisa meminimalisir terjadinya salah tekan. Tombol yang terbuat dari plastik ini terasa nyaman saat ditekan. Untuk menyalakan fitur TV, ada tombol akses langsungnya di sebelah kanan, yang bertuliskan TV.


Gvon 111 Clio Review

Desain Gvon 111 Clio


Gvon 111 Clio hadir dengan desain handphone candy Bar klasik yang modis. itu terlihat dari sentuhan list chrome yang dikombinasikan dengan warna dasar yang nyaman di mata, plus penutup baterai yang berbahan metal. Handphone ini memiliki layar berukuran 2 inchi. Untuk sebuah handphone candy bar, ukuran layar itu terbilang cukup. Bagi penikmat musik terdapat tombol cepat bagi pemutar musik. Posisinya tepat di bawah layar.


Rangkaian tombol utama dibuat dalam satu penampang yang terjajar rapi. Pada keypad numerik terdapat sentuhan list chrom yang memperkaya tampilan handphone ini. Pada bagian sisi atas, berkumpul port charger, port multifungsi, lampu senter, dan jack 3.5 mm.


Gvon 660 - Review

Desain Gvon 660


Plastik glossy menyelimuti hampir seluruh bodi handphone ini, kecuali bagian tombol qwerty yang sedikit kesat. Warna hitam mendominasi ponserl ini, yang dihiasi akses warna emas di seklilinng bodi serta di tombol : navigasi menu, left/right softkey dan call/end call. Layar berukuran 2,2 inchi dengan teknologi TFT. Tampilan layar terlihat tajam. Theme yang disuntikkan ke handphone ini berpenampilan mirip dengan handphone Nokia. Di tampilan awal layar berderet beberapa ikon shotcut menu yang mirip dengan Active Standby yang ada di handphone Nokia. Di bodi atas disematkan port Mini USB, yang dijadikan jalur masuk bagi kabel data dan charger. Saat dicoba menghubungkan ke PC via kabel data, muncul pilihan tugas : mass storage, com port dan java connection. Di samping port Mini USB, ada lubang jack 3,5 mm sebagai masukkan headset berkabel. Bersifat dual on GSM, maka ada dua slot SIM card yang saling tumpang tindih. Di bawah kedua slot SIMcard ini terdapat slot MicroSD


Gvon 609 - Review

Desain Gvon 609


Bobotnya lebih berat dari ponsel kebanyakan, yakni 116 gram. Model sudut yang bulat menambah bantet tampilan luarnya. Lapisan mengkilap di sekeliling pinggir berusaha memberi kesan mewah. Lensa kamera belakang tidak didukung flash, begitu pun kamera depan. 3 port untuk data, charger, dan audio berbaris di kepala body bersama antena yang bisa ditarik keluar. Kenyamanan pengetikan memang terganggu dengan volume tombol yang mini. Tutsnya terbuat dari material plastik yang mengkilap dan licin, menuntut kewaspadaan ekstra pengguna ketika mengetik. Untuk urusan shortcut, Gvon hanya menyediakan untuk menu TV di pinggir kiri. Tombol paling nyaman digunakan hanya navigasi 5 arah.


Gvon 919 - Review

Desain Gvon919


Menilik tampilannya, ponsel ini mirip dengan model smartphone. Bar dan minimalis. Perpaduan warna chrome dan hitam dengan tombol navigasi model line shape membuat tampilan ponsel ini elegan. Bobot yang dimiliki Gvon 919 ini pun terbilang ringan. Cukup mengejutkan ketika mengenggam ponsel ini. Lekuk kurvanya nyaman di genggaman dan tidak mudah tergelincir ketika digenggam. Resolusi layar yang dibawa oleh ponsel ini memang tidak terlalu tinggi, 262 ribu warna. Teknologi LCD yang dibawanya pun seperti kebanyakan ponsel lainnya. Namun ada nilai istimewa pada ponsel ini, yaitu sensitivitas sentuhan yang terbilang tinggi.


Gvon Redline 360 - Review

Desain Gvon Redline 360


Sekilas tampilan Gvon 360 mirip dengan Blackberry 8520 Gemini. Dari konsep desain Qwerty bar, bentuk tombol pada jajaran keypad, lengkap dengan track pad pada bodi bagian tengah dan ukuran layar yang nyaris sama. Perbedaannya, jajaran keypad Gvon 360 dikelilingi dengan LED berwarna merah. Pada bagian belakang, lensa kamera juga dikelilingi oleh LED tersebut. Kenyamanan jari saat menekan tombol untuk mengetik pesan bisa dibilang tidak mengecewakan. Jarak masing-masing tombol bisa meminimalisir terjadinya salah tekan tombol. Untuk layarnya, masih menggunakan jenis TFT dengan 65 ribu warna. Resolusi layarnya adalah 176 x 220 pixels.


Catatan Gvon Redline 360


Dimensi dan bobotnya terasa nyaman dalam genggaman tangan.



Gvon Sonic 318 - Review

Desain Gvon Sonic 318


Gvon seri Sonic 318 mengusung desain candy bar klasik dengan jajaran keypad numerik yang tampaknya sedang dilirik kembali. Menyoal keypad, bahan tombol handphone ini adalah plastik dengan ukuran yang cukup besar hingga tidak merepotkan saat mengetik.


Handphone ini memiliki layar lebih luas dibanding jajaran keypad-nya. Layar yang diusung berukuran 2,3 inchi dan layar warna yang dihasilkan cukup baik. Disekeliling handphone tidak ada tombol-tombol tambahan lainnya. Untuk charge maupun transfer data, Gvon menyediakan port MiniUSB dibagian atas, bersebelahan dengan port headphone 3,5 mm flash light dan charger universal.


Gvon 676 Touch - Review

Desain Gvon 676 Touch


Gvon 676 Touch tampak tidak jauh berbeda dengan handphone qwerty lainnya. Namun yang menarik, 676 juga diberi layar sentuh resistive, bahkan Gvon memberi stylus untuk mempermudah penggunaan layar sentuh. Layarnya terbilang cukup luas sehingga memudahkan fungsi layar sentuh, walaupun kualitas gambar dan warna layar tidak begitu baik. Bahan handphone ini cukup baik, kombinasi antara plastik, karet dan metal pada cover membuat handphone terasa kesat saat digenggam. Dalam hal desain, tampak Gvon mencontek rancangan Blackberry Pearl dalam hal keypad. Hal ini dikarenakan jajaran keypad Touch mirip dengan struktur keypad BlackBerry Pearl yang berbentuk ‘ombak'.


Garmin Asus A10 - Review

Desain Garmin Asus A10


Bodi A10 cukup tebal, dimana sisi belakang dan sekeliling samping berbahan plastik kesat. Sedangkan bagian depan dilapisi bahan glossy yang berpenampilan cermin. Pada bagian bawah layar terdapat tombol touchpad (back, home, dan menu). Pada sisi kanan terdapat slot memori eksternal Micro SD, walau posisinya dibalik back cover. Pada sisi atas bodi ponsel terdapat audio jack 3,5 mm dan tombol power. Layar sentuh A10 mempunyai kedalaman 256 ribu warna TFT dengan resolusi 320 x 480 pixels dan bentang layar 3,2 inchi. Tampilan layar terlihat cukup tajam dan mengadopsi jenis capacitive. Pada layar dilengkapi dengan homescreen yang bisa ditambahkan hingga 9 homescreen


Garmin Asus A50 - Review

Desain Garmin Asus A50


Material pembungkusnya sangat meyakinkan. Susunan kerangka solid dan simpel. Casing dof warna hitam di bagian belakang berkolaborasi dengan permukaan kaca di bagian depan memberi kesan canggih. 4 tombol utama hadir secara virtual, yang hanya bisa digunakan ketika ponsel dalam keadaan nyala. Hanya tombol navigasi 4 arah saja yang fisik. Layar sentuh A50 berukuran 3,5 inchi sangat pas untuk dioperasikan satu tangan. Ketika posisinya horisontal, juga tetap asik dimainkan 2 jempol. Kedalaman warna mencapai 256ribu warna dengan resolusi 320 x 480 pixels.


Garmin Asus nuvifone m10 - Review

Desain Garmin Asus nuvifone m10


Sekujur bodi ponsel berdesain batangan (bar) ini dilapisi plastik glossy (mengkilap). Memang terlihat mewah, tapi juga membuat mudah kotor oleh bekas sidik jari. Sisi depan Nuvifone M10 didominasi layar sentuh luas. Sisi kiri ponsel ini disematkan port Micro USB sebagai masukan charger dan kabel data. Masih di sisi yang sama juga ada port untuk menancapkan ponsel ini ke Car Holder. Ada juga lubang port Jack 3,5 mm Headset di sisi atas bodi. Layar berukuran 3,5 inci, layar sentuh terasa luas. Layar ini berjenis resisitive yang konon sensitifitasnya terhadap sentuhan jari tidak seresponsif jenis capasitive, makanya juga dibekali stylush. User interface Nuvifone M10 dilengkapi dua Homescreen yang bisa digeser dengan mengusap layar. Tiap Homescreen diisi oleh berbagai ikon fitur favorit.


Ponsel ini hanya disematkan 3 tombol di sisi depan, yaitu Call, End Call dan Menu (windows). Ketiganya berjenis Touchpad, jadi cukup disentuh untuk penggunaanya. Sebenarnya Nuvifone M10 memiliki tombol Qwerty Keyboard, tapi berjenis virtual, alias muncul di layar sentuhnya.


Minggu, 25 September 2011

HT Mobile A25 - Review

Desain HT Mobile A25


Bulan madu handphone lokal dengan pemilihan desain candy bar klasik masih berlangsung. A25 tampil simple namun cantik dari sisi desain, ada dua pilihan warna handphone yakni putih dan hitam. Di bagian dinding depan badan handphone ditambahkan list stainless. List stainless ini masih kita temukan pada tombol pengatur empat arahnya. Secara material, handphone didominasi bahan plastik berkualitas. Dimensi layarnya tergolong cukup sesuai dengan body handphone berukuran 2 inci dengan resolusi 240 x 320 pixels. Kemampuan layarnya menampilkan 8 baris teks membuat kita lebih nyaman saat berkirim pesan singkat alias SMS. Ditambah lagi keypadnya yang empuk menambah kenyamanan mengetik.


HT Mobile X10 Xtrim - Review

Desain HT Mobile X10 Xtrim


X10 hadir sebagai handphone berdesain qwerty, yang membedakan handphone ini dengan handphone qwerty lainnya adalah lapisan di sekujur tubuhnya. Lapisan ini membuatnya nampak sangar dan siap menantang medan apapun. Dan, memang lapisan ekstra pada handphone ini membuat X10 tampil tahan banting. Ternyata memang benar saat dicoba dijatuhkan dari sekitar ketinggian 2 meter, tidak ada pengaruh apa-apa terhadap X10. Namun, bila dilihat dari bodi, nampaknya handphone ini tidak bisa dicelupkan dalam air. Masih ada celah yang memungkinkan air menerobos masuk. Beberapa lubang seperti lubang audio jack dan speaker tidak dilengkapi penutup air.


HT Mobile X5 Xtrim - Review

Desain HT Mobile X5 Xtrim


HT Mobile mencoba menyasar segmen pasar handphone outdoor dengan seri Xtreme-nya. Salah satunya adalah handphone HT Mobile X5, kekuatan handphone terletak pada desain kokoh yang didukung dengan material yang dapat melindungi keseluruhan komponen di dalamnya dengan baik. Material pembungkusnya didesain sangat rapat, bahkan di beberapa sisi handphone dan baterainya dibungkus penutup yang dikunci dengan sekrup. Handphone ini dikatakan mampu menahan benturan akibat jatuh dari ketinggian 4 meter, namun nampaknya handphone tidak tahan air karena beberapa komponen seperti port audio 3,5 mm di bagian atasnya terbuka. Hadir dengan layar 2,0 inchi TFT ini mampu menghasilkan visual warna yang jernih. Layar-nya dikatakan dapat menangkal embun namun tidak ada kepastian dapat kuat apabila dicelup dalam air. Mengusung keypad alphanumeric klasik, jajaran keypad yang tidak rapat memudahkan jemari pengguna. Bahan yang digunakan sebagai keypad juga empuk di tangan, sehingga memudahkan dalam mengetik pesan.


HT Mobile M18 - Review

Desain HT Mobile M18


HT Mobile kembali menampilkan produk baru mereka, M18. Handphone lokal ini menonjolakan pemutar musik yang diusungnya. Dari tampak depan saja sudah terlihat jejeran tombol pengatur musik dedicated. Di antaranya tombol play, pause, forward dan rewind. Selain tombol khusus musik, kekuatan audio makin dipertajam melalui pemasangan tiga speaker di sekujur bodi ponsel. Satu di posisi atas dan dua lainnya di belakang. Jajaran keypad qwerty yang cukup besar didukung oleh bahan yang baik, menjadikan fungsi messaging menggunakan handphone ini sangat oke. Ukuran serta resolusi layar M18 terbilang standar, layarnya berukuran 2 inchi dengan resolusi 220x176 pixels. Walau tak ada keterangan mengenai kedalaman warnanya.


HT Mobile F9 Review

Desain HT Mobile F9


HT Mobile F9 didominasi warna putih ini memiliki bodi yang terbuat dari plastik glossy dan sedikit guratan metalik merah. F9 memiliki ukuran 116x53x13.9 mm dan berat 95 gram, handphone ini juga memiliki layar sentuh resistive, walaupun dibekali keypad konvesional. Desain bar yang dipilih HT Mobile terbilang klasik, tidak mengikuti tren keypad qwerty yang marak digunakan oleh handphone produksi Cina lainnya. Dalam hal tatanan keypadnya, seluruh jajaran keypad menyatu sehingga tidak ergonomis saat mengetik. Ada tombol pengendali empat arahnya yang terletak di tengah-tengah bagian atas. Di bagian samping kanan, kiri, atas maupun bawah tidak ada tombol apapun. Slot MicroUSB ada dibagian bawah bersebelahan dengan port headset 3,5 mm.


HT Mobile M16 - Review

Desain HT Mobile M16


HT Mobile M16 memiliki tampilan bar qwerty dengan dimensi 115,5 x 61 x 11 milimeter dan berat 114 gram. Untuk layarnya, handphone berdesain bar qwerty ini hanya 2,2 inchi. M16 memiliki desain yang kokoh, walaupun mayoritas bagian bodi terbuat dari plastik glossy, kecuali pada bagian list terbuat dari logam yang di cat glossy. Dari desain dapat terlihat bahwa handphone ini mengutamakan kemampuannya dalam memutar musik. Hal ini dapat terlihat dari tombol short key pemutar audio yang berada disamping tombol navigasi dan juga speaker stereo berukuran besar yang tampak pada bagian belakang casing. Hub micro USB dan port headset 2,5 mm terletak pada bagian kiri handphone. HT M16 dilengkapi tombol shortcut untuk launcher Facebook.


HT Mobile G76 Link - Review

Desain HT Mobile G76 Link


HT mobile G76 hadir dengan desain Bar qwerty yang terlihat simpel namun elegan. Layar LCD 2,3 inci dengan TFT 65 ribu warna cukup membuat nyaman mata penggunanya. Handphone ini terbuat dari material plastik glossy, kecuali list pinggiran dan tombol navigasi yang terbuat dari metal. Di samping kiri tepat pada list, terdapat pengatur volume dan tombol shortkey kamera. Bagian yang paling menarik terdapat di sisi kanan handphone, selain terdapat port mini USB dan headset 3,5 mm, ada slot yang bila dilihat sekilas seperti hotswap untuk micro SD. Uniknya slot ini adalah slot bagi SIM card GSM ke-2, dengan peletakan di sisi bodi ponsel layaknya memory card .


HT Mobile G78 - Review

Desain HT Mobile G78


Bodi G78 terasa agak melebar, ini sepertinya menyesuaikan dengan layarnya yang terbilang cukup luas. Namun meski bodinya agak bongsor, tapi bobot ponsel ini tidak terlalu berat. Bodi di sisi belakang dibalut bahan kesat seperti karet. Khusus di bagian casing penutup belakang, didesain berkontur mirip bahan kulit. Berbeda lagi untuk sisi layar dan bodi sampingnya, terasa licin akibat berbahan plastik glossy. Tombol Qwerty berbahan plastik kesat dan cukup nyaman ditekan. Di baris paling bawah, diselipkan tombol shortcut : Lock/Unlock Keypad, TV dan Silent. Untuk menjelajah berbagai menu, G78 disematkan tombol Trackpad.


HT Mobile M10 - Review

Desain HT Mobile M10


HT M10 mengadopsi teknologi layar CSTN dengan tingkat resolusi 128 x 160 pixels. Meski kedalaman warnanya sudah 65 ribu, namun tampilan layar belum maksimal. Begitu pula dengan ukuran layar yang hanya 1 inchi, membuat menu ikonik tampak terlalu kecil dan berdesakkan. Keypadnya yang keras saat ditekan, sudah tentu mempengaruhi aspek kenyamanan ketika mengekplorasi menu yang ada, maupun ketika digunakan untuk mengetik pesan. Respon keypad yang lambat, membuat huruf yang diketik terkadang muncul secara bersamaan. Keleluasaan menulis SMS didukung dengan jumlah karakter yang ditampung mencapai lebih dari 900 karakter. Fasilitas tambahan emoticon yang tersedia membuat tampilan pesan jadi lebih menarik. File image dari hasil jepretan kamera juga bisa dikirim melalui fasilitas MMS.


HT Mobile HT66 - Review

Desain HT Mobile HT66


Bodi ponsel dibalut dengan bahan metal yang memberi kesan elegan. Dimensinya 114 x 51 x 12 mm dan bobot 112 gram membuat handphoneini tergolong bongsor. Meski nyaman dalam genggaman tangan, namun penggunaan bahan metal membuat handphone ini terasa licin. Kita harus hati-hati menyimpannya, agar tidak mudah jatuh. Jajaran keypad mengadopsi konsep keypad numerik ala candy bar. Dan seperti kebanyakan handphone merek lokal, susunan angka pada keypad bisa memungkinkan terjadinya salah tekan, bagi yang belum terbiasa. Angka 0 yang biasanya ada di urutan bawah, pada hanphone ini ada di sebelah kanan. Untuk mendukung fasilitas pemutar TV, ukuran layar rasanya sudah cukup untuk menonton tayangan tv via handphone.Layar cukup sensitif terhadap sentuhan stylus.


HTC ChaCha - Review

Desain HTC ChaCha


Smartphone ChaCha besutan HTC menggabungkan dua tipe handphone yang sedang populer saat ini, qwerty dan touch screen. Untuk mengetik dan sebagai shortcut beberapa fitur ada di kendali qwerty. Sedangkan navigasi utama diatur oleh layar sentuh-nya. Hebatnya lagi, keduanya berfungsi secara sempurna. Keypad qwerty-nya empuk di jari dan agak renggang satu sama lain, memudahkan saat mengetik teks. Layar sentuh capacitive-nya cukup responsif. Desain ChaCha cukup unik. Kontur tubuhnya melengkung ke belakang, sekilas terlihat seperti handphone yang bengkok. Desainnya adalah sebuah nilai plus bila ditilik soal tingkat kenyamanan saat dikantung atau digenggam. Ia mengikuti bentuk telapak tangan pengguna, juga bentuk paha saat di kantung celana. Sudut pandang mata ke layar juga jadi lebih asik. Refleksi cahaya matahari maupun lampu jadi berkurang dibanding handphone lain yang bentuknya rata.


HTC Sensation Z710e - Review

Desain HTC Sensation Z710e


Kembali menampilkan jejeran smartphone berkualitas, Kali ini HTC menghadirkan seri Sensation. HTC Sensation memiliki bobot yang ringan bagi sebuah smartphone, bahkan lebih ringan daripada pendahulunya, HTC Desire versi pertama. Smartphone ini punya desain yang sangat ‘lembut’ di mata. Bagian belakang Sensation adalah campuran dari plastik halus dan aluminium yang memantapkan genggaman Anda. Handphone tidak memiliki sudut tajam, semuanya melengkung dengan sangat cantik. Menggunakan layar S-LCD QHD dengan layar sentuh capacitive berukuran 4,3 inchi, kedalaman layar 16 juta warna dan resolusi 540 x 960 pixels. Identitas "Q" pada kata QHD diambil dari kata quarter (seperempat) HD (High Definition), jadi dilihat dari keempat sudut layarnya tetap terlihat berkualitas HD.


HTC Flyer - Review

Desain HTC Flyer


Untuk pertama kalinya HTC, vendor smartphone asal Taiwan menghadirkan perangkat tablet, yakni HTC Flyer. Serupa dengan produk-produk tablet lainnya, Flyer dibekali teknologi layar capacitive 16 juta warna dengan ukuran 7 inchi dan resolusi 600 x 1024 pixels yang bekerja dengan dukungan sensor akselerometer. HTC Flyer tergolong tablet yang kompak dengan dimensi 195,4x122x13,2 mm dan berat 420 gram. Pada sisi bodi tablet ini dilengkapi dengan tombol pengatur volume/zoom yang terletak pada sisi kiri. Tak lupa untuk menikmati konten multimedia, Flyer juga sudah dibekali port audio 3,5 mm.


HTC Desire S - Review

Desain HTC Desire S


HTC Desire S adalah smartphone dengan penampilan cantik. Smartphone Desire S ini hadir dengan layar besar dan desain unibody, sehingga kami dari tim selular Online menyatakan HTC telah mendesain perangkat ini dengan baik. Warnanya secara keseluruhan hitam dop dengan bahan aluminium pada bagian depan lalu karet dan plastik keras pada bagian belakang. Karet ini membuat Desire S tidak licin saat dipegang. Ukurannya dan beratnya juga sangat pas baik saat dikantungi maupun digenggam. Di bawah layar, kita akan menemukan empat tombol sentuh capacitive. Tombol Home, Menu, 'Back' dan 'Search' memiliki fungsi tambahan pada ditekan lama. Pengatur volume berbentuk panjang dan tipis juga port microUSB berada di sisi kiri handphone. Tombol power dan pengunci layar berada di bagian atas handphone ini. Desire S hadir dengan layar sentuh capacitive 3,7 inchi dengan kedalaman 16 juta warna dan resolusi 480 x 800 pixels. walaupun tidak menggunakan teknologi AMOLED, namun kualitas layar Desire S sangat baik.


HTC Desire Z - Review

Desain HTC Desire Z


Desain layar sentuh Desire Z dilengkapi dengan tombol qwerty geser samping kiri. Uniknya mekanisme gesernya menggunakan engsel. Jadi saat di geser, bagian layar sedikit terangkat. Handphone ini terasa cukup bongsor, tebal dan berbobot, beratnya mencapai 180 gram. Desire Z mengusung layar berukuran luas (3,7 inchi). Dengan ketajaman 480 x 800 pixels dan berteknologi super LCD 16 juta warna. Layar dilengkapi dengan 6 tampilan Homescreen, yang bisa diusap ke kanan-kiri. Tiap homescreen bisa diisi widgets, aplikasi, shortcut dan folder. Bodi Desire Z dihiasi port Micro USB di samping kiri. Ini sebagai jalan masuk untuk kabel data dan charger. Saat mengkoneksikan handphone ini ke PC via kabel data, muncul pilihan aktivitas : Charge Only, HTC sync (sinkronisasi contact, calender), USB Thetering (modem eksternal) dan Internet Pass Trought (koneksi internet di handphone via PC). Di bodi atas ada lubang jack 3,5 sebagai masukan kabel headset.


HTC 7 Mozart - Review

Desain HTC 7 Mozart


Desain HTC 7 Mozart (119 x 60,2 x 11,9 mm) terasa lebih ramping daripada HD7 (122 x 68 x 11,2 mm). Juga lebih ringan (130 gram) dibandingkan HD7 (162 gram). Sama seperti HD7, casing belakang yang bisa dibuka hanya pada sebagian sisi bawah saja. Tapi bodi belakang Mozart didesain lebih artistik. Bahan bodi Mozart perbaduan antara plastik kesat dan alumunium metal. Di samping kiri disematkan tombol kamera, dan di kanan ada tombol volume dan port MicroUSB (charger & kabel data). Di bodi atas diletakkan lubang Jack 3,5 mm dan tombol Power. Ukuran layar di Mozart yang 3,7 inchi, kalah dibandingkan HD7 yang berukuran 3,4 inchi. Tapi layar di Mozart juga dibekali kekuatan Super LCD 16 juta warna 480 x 800 pixels, sehingga tak kalahj tajam. Soal tampilan menu sama persis dengan HD7. Yaitu disediakan tampilan lock screen yang sekaligus sebagai wallpaper. Begitu lock screen diusap ke atas, akan muncul tampilan beberapa kotak menu yang bisa diusap ke atas/bawah. Mirip HD7, Mozart juga hanya menyediakan port MicroUSB untuk charger dan kabel data. Untuk mentransfer file dari dan ke PC, tidak bisa hanya dengan mengkoneksikan via kabel data saja. Tapi di PC perlu diinstal software Zune yang menjadi media untuk mentranser atau sinkronisasi file musik, video dan gambar


HTC Aria - Review

Desain HTC Aria


HTC Aria tampil dengan desain mungil dan ringan. Plastik glossy hitam melapisi seluruh bodi, sehingga terlihat elegan, tapi juga jadi mudah kotor oleh bekas sidik jari. Di bodi belakang terdapat 4 baut di tiap pojok, sepertinya casing belakang tidak dapat dibuka. Apalagi tidak ada garis sekat di sekeliling samping bodi. Tapi ternyata casing belakang bisa dibuka dengan hanya mencongkelnya, dimana garis sekat pemisahnya ada di sekeliling bodi depan. Layar HTC Aria menyediakan 7 homescreen, ketujuh homescreen dapat dilihat dalam satu layar, tinggal sentuh tombol Home. Untuk mengganti homescreen cukup usap layar kanan/kiri. Bodi HTC Aria dihiasi tombol volume di sisi kiri dan tombol power di atas. Lubang headset 3,5 mm disematkan di bodi atas sedikit ke belakang. Sedangkan port Micro USB diletakkan di bodi bawah.


HTC HD7 - Review

Desain HTC HD7


HTC HD7 berdesain layar sentuh seluas 4,3 inci. Hanya menyisakan sedikit bidang untuk tombol Back, Home dan Search yang berjenih touchpad. Bodi depan dilapisi plastik glossy, sedangkan di sekeliling dibalut metal licin. Bodi belakang dipilih bahan plastik kesat, dipadu sedikit metal di sekitar kamera. Dan ternyata bagian metal ini berupa kick stand (sandaran), caranya dengan mencongkel keluar. Sisi kanan disematkan tombol : volume dan kamera, bodi kanan ada tombol On/Off, dan bagian bawah diletakkan port MicroUSB dan lubang Jack 3,5 mm. Layar berteknologi Super LCD 16 juta warna 480 x 800 pixels, membuat visual layar terlihat tajam. Saat diaktifkan dari keadaan standby (tekan tombol On/Off), akan tampil lock screen. Di lock screen inilah bisa gonta-ganti wallpaper. Untuk meng-unlock layar, usap lock screen ke atas, akan muncul tampilan beberapa kotak (mirip widget) yang berisi menu tertentu. Satu-satunya port di HTC HD7, yaitu MicroUSB, digunakan bersama untuk charger dan kabel data. Saat dicoba menghubungkan smartphone ini ke PC (Windows Vista dan Windows 7) via kabel data, ternyata tidak bisa langsung dikenali sebagai USB Mass Storage. HTC HD7 ternyata tidak dibekali slot memori ekstneral MicroSD. Jadi praktis hanya berharap pada memori internal berkapasitas 14,63 GB.


HTC Desire - Review

Desain HTC Desire


Ponsel layar sentuh memang bukan perangkat terbaik guna berkreasi dalam hal desain. Namun HTC menjadikan kerangka Desire solid, kokoh dan anti gores. Material pembungkus permukaan belakang terbuat dari plastik yang memiliki rasa lembut ketika disentuh. Di bagian atas layar terdapat earpiece dan 2 sensor tersembunyi (kedekatan dan lampu indikator). Tepat di bawah layar terdapat 4 tombol kontrol khas Android (back, menu kontekstual, Home, dan Search). Di antara mereka, terdapat optik trackpad. Pada bagian kepala, terdapat jack audio 3,5mm dan tombol kunci/On/Off. Selain mouthpiece, juga terdapat port microUSB standard yang dual fungsi untuk charge dan kabel data di bagian bawah. Hampir seluruh permukaan depan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk layar. Tidak ada ruang tepi terbuang percuma. Mirip dengan ponsel Google, Desire juga memiliki layar sentuh capacitive AMOLED 3,7 inchi dengan resolusi WVGA yang sudah antigores.


HTC Smart - Review

Desain HTC Smart - Review


Postur dan bobot ponsel ini terbilang biasa, tidak mungil dan juga tidak bongsor. Sisi depan berbalut plastik glossy (kecuali keypad), sedangkan bodi belakangnya bebahan aluminium. Tidak ada tombol shortcut di sekeliling ponsel ini. Hanya ada slot MicroSD dan port MicroUSB (kabel data)di samping kiri, serta lubang : Headset Jack 3,5 mm dan charger, di sisi atas. Tombol keypadnya yang terbuat dari plastik kesat dengan kontur membulat, terasa cukup luas dan empuk ditekan. Masih di sisi depan, dipajang tombol shortcut Contact dan Messaging. Sedangkan untuk jelajah menu disematkan tombol navigasi 5 arah. Layar berukuran 2.4 inci, layar C3 yang ber-user interface seri 40 (UI S40) terlihat lapang. Tampilannya pun terlihat cukup tajam. Beberapa ikon menu bisa dimunculkan di Homescreen (awal layar) dan bisa langsung diakses. Mirip fitur Active Standby di beberapa ponsel Nokia terdahulu. Dan ini menjadi salah satu yang diandalkan Nokia C3.


HTC Legend - Review

Desain HTC Legend


HTC Legend mengadopsi desain laptop high-end dengan body aluminium. Material plastik hanya untuk membungkus penutup baterai.Memiliki ketebalan hanya 11,5 mm, Legend terasa tipis di telapak tangan. Hanya terdapat 2 port, satu di atas untuk jack audio 3,5 mm dan satu di bawah untuk charge. Memiliki layar sentuh berukuran 3,2 inchi HVGA, Legend mengadopsi teknologi baru yakni AMOLED dengan kedalaman 16 juta warna. Meski berada di luar ruangan, warnanya tetap cemerlang, tapi memang untuk langsung di bawah sinar matahari, tetap agak gelap. Karena bersifat capacitive, semua akses menu dalam layar hanya bisa dilakukan melalui sapuan jari, bukan kuku atau stylus.


HTC Wildfire - Review

Desain HTC Wildfire


Wildfire mewarisi desain khas HTC dari zaman ke zaman, warna hitam dof, layar ekstra lebar, serta bentuk yang mengambilpatron dasar PDA. Rancangan strukturnya sendiri cukup solid dan kokoh, dengan material casing yang cukup baik pula. Dengan sepenuhnya bergantung pada teknologi layar sentuh sebagai sarana interaksi dengan ponsel, lumrah jika ukuran layarnya super lebar. Walaupun ketajaman layar kurang optimal, padahal sudah dibekali kedalaman warna hingga 16 juta. Tentu saja interaksi dengan ponsel sepenuhnya dilakukan lewat sentuhan jari. Namun selain itu, Wildfire mengusung teknologi baru dalam navigasi dengan mengenalkan optical trackpad. Ini semacam trackpad dengan bantuan lensa optical untuk sensor geraknya.


HTC Touch Pro - Review

Desain HTC Touch Pro


Menerapkan konsep desain sliding bar dengan balutan warna hitam di seluruh bodi. Layar berukuran 2.8 inci atau sekitar 4,25 x 5,6 cm dan kedalaman 65.000 warna cukup tajam menampilkan foto atau video. TFT LCD dipilih sebagai material yang bisa diandalkan, apalagi resolusi yang dimiliki berkualitas VGA (640 x 480 pixels). Tampilan layar bisa otomatis landscape atau portrait tergantung saat kita memposisikannya. Untuk mengetik SMS atau menulis email kita mesti menggunakan jajaran keyboard sempurnanya alias qwerty keyboard. Bisa saja menggunakan virtual keyboard untuk mengetik, namun tentunya lumayan sulit dilakukan.


HTC Touch Cruise - Review

Desain HTC Touch Cruise


Untuk sebuah ponsel cerdas, ukuran ponsel ini termasuk pas di tangan, tidak terlalu besar dan tak pula kekecilan. Tampilannya dibuat ringkas dan sederhana, sehingga tak banyak tombol ini-itu di sekujur body ponsel. Termasuk, slot kartu memori yang ditempatkan di bagian dalam. Tombol volume dan power hanya berbentuk strip yang tak terlalu menonjol. Ada tombol langsung untuk mengoperasikan GPS-nya. Tak tanggung-tanggung. Dua tombol sekaligus dibuat yang masing-masing untuk fungsi GPS dan fitur Footprints. Kedua tombol shorcut tersebut terletak di kanan kiri tombol navigasi empat arah. Meski jati dirinya adalah GPS phone, Touch Cruise tergolong ponsel cerdas yang memiliki banyak keunggulan untuk olah dokumen dan hiburan. Jadi, layaklah ia menemami pebisnis yang suka melancong dan mencatat tempat-tempat favorit.


HTC SNAP - Review

Desain HTC SNAP


Diperhatikan dari jauh, mungkin banyak orang awam yang mengira handphone ini Blackberry. Desain keypad QWERTY terlihat dominan, dan memenuhi sebagian besar badan ponsel ini. Meskipun terlihat kaku dengan balutan warna hitam pada seluruh bodinya, namun ponsel ini memiliki desain yang elegan dan ergonomis. Pilihan materi mentahnya cukup baik. Ponsel ini terasa solid dan nyaman di genggam. Layar selebar 2.4 inchi dirasa cukup akomodatif dalam menjembatani kebutuhan menampilkan informasi. Resolusi layar QVGA pun cukup maksimal dalam menampilkan gambar dan film. Tidak ditemukan dither (gangguan pixel) saat menampilkan gambar dengan warna kontras. Ketika berada di bawah terik matahari pun layar handphone ini masih bisa menampilkan informasi dengan jelas, tanpa bias yang menyulitkan pandangan.


Sabtu, 24 September 2011

Nexian NX-G868 - Review

Desain Nexian NX-G868


Nexian berusaha melawan tren handphone lokal yang lebih menyukai desain qwerty dengan menghadirkan seri NX-G868, sebuah handphone layar sentuh yang minin tombol. Tak banyak tombol yang hadir di handphone ini. Ada tiga tombol dibawah layar, tombol bundar ditengah merupakan tombol 'OK' yang diapit oleh 2 tombol yang masing-masing berfungsi sebagai data panggilan dan 'end'. G868 memiliki layar 2,8 inchi dengan resolusi 240x320 pixels. Handphone ini mengusung konsep layar sentuh resistive dengan daya sentuh yang sangat ramah dibanding dengan handphone lokal lain yang juga berusaha menghadirkan layar sentuh. Keterbatasan tombol diganti oleh 4 tombol ikon yang ada di layar.


Nexian NX-271D - Review

Desain Nexian NX-271D


Desain Nexian NX-271D dibalut oleh material stainless stell, sehingga memberi kesan kokoh, bila dibandingkan dengan hanphone qwerty lokal lainnya. Hal ini membuktikan Nexian memang berusaha memberikan sebuah handphone dengan kualitas yang lebih baik dari kompetitornya di segmen handphone low end. Secara bentuk, desain yang diusungnya tidak jauh berbeda dengan sebagian besar handphone Qwerty bar .Apabila dibuat perbandingan, bentuknya sedikit menyerupai BlackBerry Gemini. Dimensinya adalah 109,5x58x13,2 mm dan berat 110 gram. Ukuran layar handphone ini 2,2 inchi.


Nexian NX-G353 - Review

Desain Nexian NX-G353


Nexian NX-G353 Dynamic hadir dengan material full plastik kecuali pada tombol navigasinya. Dengan memakai material warna dof, handphone ini terlihat trendy dan dinamis dan cocok bagi orang-orang yang masih berjiwa muda. Handphone ini mengusung desain qwerty bar yang saat ini sedang jadi tren di kalangan ponsel merek lokal. Tombol qwerty di jajaran keypad cukup nyaman saat ditekan dan memudahkan pengetikan pesan dan berinternetan. Speaker pada bagian belakangnya cukup 'nendang'. Kelemahan handphone ini adalah layarnya yang hanya dua inchi, hingga kita sering memicingkan mata ketika mengunakannya. Handphone ini memakai port mini USB, agak tertinggal dibanding handphone lain yang kebanyakan sudah memakai micro USB


Nexian NX-G508 - Review

Desain Nexian NX-G508


Masih menganut bentuk qwerty batangan, handphone ini tampil dengan desain yang terlihat kurang mewah. Bagian depannya terbagi menjadi dua, sisi atas yang merupakan layar dibalut bahan plastik glossy. Sedangkan sisi bawahnya dipenuhi tombol-tombol yang semuanya berbahan karet kesat. Ukuran layar yang 2 inchi, terasa kurang lapang. Tampilannya pun terlihat kurang tajam. Didaulat sebagai handphone bertema Nidji, saat pertama kali mengaktifkan handphone ini disertai soundtrack lagu Nidji ’laskar pelangi’ dan gambar animasi Nidji. Handphone ini hanya menyematkan port MiniUSB. Padahal kebanyakan handphone saat ini mengadopsi port MicroUSB. Port MiniUSB ini sebagai jalan masuk bagi charger. Untuk menancapkan headset juga pada port ini, tidak ada lubang Jack 3,5 mm. Juga ada slot memori eskternal MicroSD, posisinya tidak di bawah baterai tapi terhalang baterai, jadi tetap harus mematikan handphone untuk memasang/mencabut kartu Micro SD.


Nexian W701 - Review

Desain Nexian W701


Tidak ada yang spesial dalam hal desain ponsel Nexian 3G ini. Casing warna titanium mendominasi permukaan belakang dan depan (keypad). Hiasan logam menyelubungi seluruh bagian tepi body. Dari tampak depan, dimensi layar nampak tidak seimbang untuk ukuran keypadnya. Port untuk isi daya dan audio jack 3,5mm berada di kepala bersama lampu senter. Menggunakan trackpad untuk navigasi menjadikan menu W701 lebih mudah ditelusur. Meski tutsnya berukuran lebih besar dari standar, ternyata tidak lebih enak untuk dipencet. Pasalnya, material plastik yang membungkusnya agak dangkal dan keras ketika ditekan.


Nexian NX-A890 Journey - Review

Desain Nexian NX-A890 Journey


Desain Nexian Journey berwarna putih berbahan plastik biasa, yang dihiasi aksen warna merah metalik glossy (mengkilap) di sekeliling bodi samping dan atas-bawah. Meski agak memanjang, tapi lebar tubuh ponsel ini standar, tidak lebar dan tidak terlalu tebal, sehingga masih nyaman digenggam. Di sisi bawah bagian depan terlihat tombol Call dan End Call yang mengapit tombol akses menu berjenis Trackball. Ponsel ini mengadopsi layar touchscreen capacitive, terdapat 5 homescreen yang bisa dijejali berbagai shortcut, widget dan folder. Untuk membuka layar sentuh yang terkunci tidak disediakan tombol virtual Lock, melainkan dengan menekan tombol Option. Di bodi kiri disematkan port MicroUSB yang sebagai jalur masuk kabel data dan charger. Saat terhubung ke komputer via kabel data, ponsel ini bisa berubah fungsi menjadi USB mass storage, modem eksternal atau PC Sync (sinkronisasi). Ada juga lubang Jack 3,5 mm untuk menancapkan headset. Untuk port memori eksternal berjenis MicroSD, terletak di balik casing belakang tapi tidak sampai di bawah baterai. Jadi tidak perlu mematikan ponsel untuk mencopot dan memasukan MicroSD.


Nexian G915 - Review

Desain Nexian G915


Mengusung desain Qwerty bar yang saat ini sedang jadi tren di kalangan ponsel merek lokal. Balutan bodinya berwarna hitam mengkilap dengan sentuhan aksen garis berwarna kuning di sekeliling layar dan keypad. Memberikan kesan, kalau handphone ini untuk kalangan muda. Tombol qwerty di jajaran keypad cukup nyaman saat ditekan dan memudahkan pengetikan pesan dan berinternetan. Untuk navigasi, mengadopsi konsep trackpad ala Blackberry Gemini. Trackpad terbilang sensitif terhadap sentuhan jari dan membuat akses ke tiap menu terasa mudah.


Nexian NX-A891 Ultra Journey - Review

Desain Nexian NX-A891 Ultra Journey


Nexian NX-A891 tampil seperti kebanyakan handphone Android yang mengusung desain full touchscreen. Pilihan warna dasar hitam dengan kombinasi penutup bodi berbahan plastik dof membuat tampilannya kian berkelas. Seri ini memiliki ukuran 111 x 54 x 13 mm. Tampak muka handphone didominasi layar sentuh capacitive HVGA dengan ukuran 3,2 inchi. Di bagian muka hanya terdapat empat tombol penting, yakni Setting, Home, Back, dan Search. Beralih ke bagian sisi, tepat di sisi kanan Anda akan berjumpa dengan tombol pengatur volume. Instrumen power, port jack 3,5 mm serta port USB/charger terkonsentrasi di sisi atas. Sedangkan di bodi belakang hadirnya penutup batere berbahan dof menimbulkan kesan kesat dalam genggaman.


G Mobile GS38 - Review

Desain G Mobile GS38


Saat dipegang, ponsel ini terasa mungil. Mungkin karena ukurannya yang pas menempel di telapak tangan. Bahan casing luar terbuat dari lapisan metalik dengan list chrome mengesankan ponsel ini mirip dengan Nokia seri E 71. Yang mecolok adalah penggunaan penutup baterai yang terbuat dari selapis metal dengan finishing bercorak kecil. Keypad berukuran mungil membawa konsekuensi ukuran yang terasa kecil. Masing-masing tuts berukuran 0,5 x 0.3 cm, mengharuskan pengguna terbiasa karena terasa lebih kecil dihentak ujung jari. Port yang tersedia di ponsel ini hanyalah mini USB untuk charge baterai dan konektivitas ke komputer. Untuk mengakses radio atau musik, tersedia port 2,5 mm. Port memori eksternal tak mengusung hotswap, sebab berada di bawah baterai.


G Mobile GS35 - Review

Desain G Mobile GS35


Tampil dengan balutan hitam minimalis berkonsep qwerty bar.Jajaran keypad qwerty sangat memudahkan untuk menulis pesan dan ketika berselancar di dunia maya. Pada keypad tersedia tombol akses langsung untuk beberapa fitur tertentu. Handphone ini menggunakan teknologi layar TFT 65 ribu warna. Memang bukan teknologi yang tercanggih. Tetapi dengan ukuran layar 2 inch, kenyamanan mata saat mengakses tiap menu tetap terjaga dengan baik. Ukuran layar lebar juga sangat menguntungkan saat melihat hasil jepretan kamera.


Desain Gstar Q91 Review

Desain Gstar Q91


Gstar Q91 hadir dengan bentuk yang agak elips. Handphone dengan jajaran keypad qwerty ini Ketebalannya mencapai 15 mm, menimbulkan kesan bodi montok. Handphone ini sedikit berat akibat bahan metal yang menjadi cover belakang dan frame yang mengelilinginya. Meski tombol shortcut-nya komplit, handphone ini tidak memberikan kemudahan untuk kontrol volume. Kami tidak menemukan tombol pengontrol volume di sisi samping. Selain itu slot yang disediakan juga terbatas. Bayangkan saja, Q91 hanya menyediakan lubang untuk microUSB. Jadi untuk urusan mengisi ulang baterai, sambungan ke PC bahkan handphone harus melalui port yang sama.


Gstar 198 - Review

Desain Gstar 198


Gstar 198 adalah handphone dengan desain candy bar klasik yang terkesan lux dan elegan. Kesan ini didapat dari material bodi 198 yang seluruhnya terdiri logam berwarna perak dan tombol keypad juga dari bahan karet yang berkualitas baik. Di handphone ini, proporsi area antar layar dan keypad didominasi oleh layar. Dengan demikian berakibat pada ukuran keypad yang jadi sangat kecil hingga mengurangi kenyamanan dalam mengetik. Untung masalah di bagian keypad hanya masalah pada ukuran, karena secara material keypad Gstar 198 masih nyaman saat ditekan. Handphone ini juga dilengkapi tombol shortcut untuk mengoperasikan fitur musik.


eTouch D555 - Review

Desain ETouch D555


Candy bar manis nan modis, aura tersebut terpancar saat melihat produk ini pertama kali. Tidak hanya enak dipandang, hape batangan ini juga dibuat dengan material yang cukup mumpuni. Tampak muka D555 punya body berbahan metal dengan sentuhan list chrome, yang membuatnya tampil begitu glamour. Sebagai handphone dengan fitur TV, produk ini memiliki body yang terbilang ramping dengan total dimensi 117x50x12mm. Desainnya yang ramping membuat Anda tetap nyaman beraktivitas, walaupun hape itu berada di saku celana. Pada bagian depan Anda akan berjumpa dengan layar yang cukup besar, tipe TFT berukuran 2,4 inchi. Tepat di pojok atas layar terdapat lensa kamera ke dua, sementara di bawah layar terdapat tombol cepat untuk menggatur fitur musik. Masih di area yang sama terdapat tombol navigasi, tombol pintas ke menu TV dan berbagai tombol standar lainnya. Kesan modis kembali terlihat pada tombol numerik, yang di desain tidak kaku seperti hape candy bar kebanyakan.


eTouch i360 - Review

Desain ETouch i360


eTouch i360 adalah handphone dengan konsep bar, dimensi handphone ini adalah sekitar 112 x 53 x 13,7 mm dengan berat 80 gram. Ukuran yang cukup ramping dan ideal, tidak terlalu besar dan tebal. Sehingga pas digenggaman. Tipe i360 ini memakai teknologi layar sentuh. Memang jika dibandingkan handphone kelas premium, i360 masih kalah jauh baik dalam perbandingan kedalaman warna maupun tingkat responsifitas layar sentuh. Terdapat tombol semacam optical trackpad di bawah layar, tapi tidak berfungsi layaknya trackpad. Ia hanya digunakan sebagai tombol untuk kembali kelayar sebelumnya. Trackpad ‘fake’ ini diapit oleh dua tombol terima telepon dan mematikan telepon/handphone. i360 terbilang minim instrumen, desainnya terkesan minimalis.


ETouch 498 Pro Review

Desain ETouch 498 Pro


Masih mengadopsi bentuk qwerty batangan, handphone ini tampil dengan desain yang terlihat serba mengkilap. Bagian depannya terbagi menjadi dua, sisi atas yang merupakan layar dibalut bahan plastik glossy. Sedangkan sisi bawahnya dipenuhi tombol-tombol yang semuanya berbahan plastik. Handphone ini memakai ukuran layar 2 inchi. Handphone 498 pro hanya menyematkan port USB yang sangat kecil. Padahal kebanyakan handphone saat ini mengadopsi port MicroUSB. Port USB ini sebagai jalan masuk bagi charger. Untuk menancapkan headset juga pada port ini, tidak ada lubang Jack 3,5 mm.


eTouch 707Pro - Review

Desain ETouch 707Pro


Tampil dengan bentuk dan ukuran standar ponsel qwerty kebanyakan. Untungnya tidak terlalu lebar, sehingga masih enak dipegang. Bobotnya termasuk enteng, dibanding ponsel qwerty lain. Dari segi tampilan, cukup oke dengan balutan warna hitamnya. Namun aspek material body, kelihatan dari bahan standar. Ukuran layar sudah memenuhi standar kenyamanan mata. Layar memang menjadi salah satu sisi terbaik ponsel ini. Memang tak ada informasi mengenai jenis dan kedalaman layar dari pihak pabrikannya. Namun dari aspek kejernihan dan ketajaman layar, cukup memuaskan. Papan ketik qwertynya memiliki tombol-tombol dengan ukuran memadai untuk kenyamanan jari. Dengan rancangan tombol yang cembung, cukup memudahkan jari untuk menjangkaunya. Tombolnya cukup enak ditekan, tapi juga cukup kokoh pada dudukannya. Tombol navigasi berbentuk bulat, namun pergerakannya hanya empat arah, bukan memakai sistem putar.


eTouch CG-1 - Review

Desain ETouch CG-1


Sebuah bar sederhana, dengan body yang terbuat dari material biasa dari plastik. Ukurannya termasuk mungil, dengan komposisi yang tepat untuk ruang keypad. Letak ruang keypad juga cukup pas untuk jangkauan jari. Persoalannya ada di penutup baterai yang sulit dibuka. Tak ada semacam tombol pembuka atau lekukan pengungkit cover baterai. Tak ada keterangan mengenai spesifikasi layar, namun dari tampilan yang ada, sepertinya layar ponsel ini menggunakan layar jenis TFT dengan kedalaman warna paling tidak 65 ribu. Ukuran layar agak kecil, dan mengingat komposisinya dengan badan ponsel, semestinya bisa menggunakan layar yang lebih lebar sedikit.


Jumat, 23 September 2011

Micxon MX7 - Review

Desain Micxon MX7


Handphone Mixcon MX7 terlihat maskulin dan jantan. Hal ini ditandai dengan rancangan keypad qwerty serta lis metal berupa stainless steel di sekujur bodi sampingnya, menjadikan handphone ini tampil begitu kokoh. MX7 hadir dengan dimensi cukup tebal, layar MX7 menggunakan jenis TFT berukuran 2,3 inchi. Sedangkan di bawah layar, terdapat serangkakain tombol shortcut untuk keperluan pemutar musik. Sebagai handphone yang menghadirkan kemampuan 4 kartu SIM aktif bersamaan (quad on GSM), terdapat pilihan tombol panggilan untuk masing-masing kartu. Sisanya, ada tombol navigasi 4 arah, Menu, Back, penyudah panggilan, dan tombol pintas kamera.


Micxon MX10 - Review

Desain Micxon MX10


Micxon MX 10 hadir dengan konsep bar, dimensi handphone in sekitar 116x57x14 mm. Ukuran yang cukup bongsor, bahkan bobotnya juga berat. Kali ini Micxon berusaha mengutilisasi teknologi layar sentuh yang sedang menjadi tren di kalangan smartphone bermerek. Layar sentuh resistive 2,7 inchi milik MX10 sedikit kurang responsif, pengguna rasanya kurany nyaman apabila hanya mengandalkan layar untuk navigasi. Untung saja micxon MX10 mempunyai tombol navigasi extra besar dibawah layar. Material secara umum cukup baik, terasa kokoh walaupun hampir keseluruhan bodi terbuat dari plastik. Sisi-sisinya dikelilingi lis metalik yang menambah kesan kokoh tersebut. Tepat dibawah layar ada tombol untuk mengatur pemutar musik dan shortcut ke fitur game. Dibagian kanan handphone ada port USB untuk koneksi dengan komputer sekaligus charging baterai. Handphone ini juga memiliki stereo speaker di bagian belakangnya.


Micxon X8i - Review

Desain Micxon X8i


Mixcon kembali menghadirkan handphone dengan desain klasik, yakn X8i. Ketimbang seri-seri terbaru yang menawarkan desain qwerty bar, X8i justru mengusung konsep keypad alphanumeric. Handphone ini terlihat cukup mantab dalam genggaman, desainnya terasa padat, pasalnya sekujur bodi handphone ini terbuat dari lapisan casing metal. Bila dilihat sekilas, X8i punya desain yang amat mirip dengan Nokia E66, tapi bedanya X8i bukan handphone sliding. Walau mengusung desain candybar yang ramping, berdimensi 110x50x11 dan berat 105 gram, nyatanya handphone ini mengadopsi konsep layar sentuh. Ukuran layarnya 2,4 inchi dengan resolusi 240x320 pixels. Dan seperti umumnya handphone touch screen besutan vendor merek lokal, X8i dibekali sebuah stylus pen yang terintegrasi. Ini menandakan X8i mengusung teknologi resistive pada layar 262 ribu warnanya. Dalam spesifikasinya, X8i digolongkan sebagai handpone musik, ini ditandai dengan keberadaan speaker berukuran ‘jumbo’ pada sisi belakang.