Minggu, 30 Oktober 2011

Samsung E1195 - Review

Desain Samsung E1195


Samsung E1195 hadir dengan desain clamshell. Bodinya bertekstur kesat di bagian depan dan belakang handphone untuk kenyamanan maksimum , tampilannya terbilang oke. Tekstur seperti ini bisa menghindarkan handphone licin saat digenggam. Saat tertutup, ia terlihat begitu mungil namun dalam keadaan terbuka ukuran panjangnya bertambah hingga dua kali lipat.

Sony Ericsson Xperia Active - Review

Desain Sony Ericsson Xperia Active


Sony Ericsson xperia Active memang diciptakan untuk mereka yang aktif berkegiatan di luar ruangan. Casing smartphone jajaran Xperia ini didesain untuk melindungi dalaman dari debu, dan cipratan air. Ia juga mampu menahan bantingan ringan. Namun kami tidak tahu apakah ia kuat terhadap air asin, atau sampai batas kedalaman mana ia mampu bertahan saat tercelup.


Ukurannya 92 x 55 x 16,5 mm, terbilang kompak dan mudah dibawa kemana-mana. Enak digenggam, dimasukan dalam kantung, atau ke tas pinggang. Bodi ekstra keras tampaknya berpengaruh pada bobot keseluruhan Xperia Active. Dengan baterai terpasang ia mencapai 110,8 gram, cukup berat mengingat ukurannya yang tidak terlalu besar.

Jumat, 28 Oktober 2011

BlackBerry Curve 9360 Apollo -Review

Desain BlackBerry Curve 9360 Apollo


BlackBerry Curve 9360, atau dikenal sebagai Apollo memiliki desain yang lebih indah dibanding pendahulunya. Salah satu faktor yang mendukungnya adalah lis logam yang membingkai tubuh handphone. Berukuran 19 x 61 x 11 mm dan berat 99 gram, handphone ini hadir dengan keyboard full qwerty, dan track pad untuk membantu navigasi. Port audi 3.5 mm dan tombol lock tersemat di sisi atas. Sedangkan pengatur volume suara, mute, dan shutter kamera di bagian kanan.


Untuk layar, Apollo dilengkapi layar TFT 16 juta warna berukuran 2,44 inchi. Sayang ia tidak mendukung touchscreen, karena seperti yang kita ketahui, lima model blackberry OS 7 yang sudah keluar lebih dulu kesemuanya dibekali layar sentuh. Layar Apollo juga yang tersempit dibanding saudara-saudaranya.

Extreme Galaxy Blade - Review

Desain Extreme Galaxy Blade


Extreme Galaxy Blade adalah handphone dengan konsep bar, dimensi handphone ini adalah sekitar 100 x 53,5 x 14 mm dengan berat 79 gram. Ukuran yang cukup ramping dan ideal, tidak terlalu besar dan tebal. Sehingga pas digenggaman. Di bagian kanan handphone terdapat port USB dan headset. Baik ukuran slot USB maupun headset-nya agak jarang digunakan oleh vendor lain.


Memakai layar sentuh resistive sebagai metoda input dan navigasi utamanya. Extreme sangat yakin akan kemampuan layarnya sampai tidak memberikan tombol keras penunjang lain kecuali tombol navigasi yang diapit tombol call dan end call. Layarnya berukuran sekitar 2 inchi, dan memang jika dibandingkan handphone kelas premium, Galaxy Blade masih tertinggal, baik dalam perbandingan kedalaman warna maupun tingkat responsifitas layar sentuh.

Senin, 24 Oktober 2011

Sony Ericsson Xperia Ray - Review

Desain Sony Ericsson Xperia Ray


Dari sisi depan Xperia Ray terlihat persegi, dan dipadukan dgn warna hitam di sekujur bodinya, memunculkan kesan maskulin. Namun bahan glossy yg melapisi sisi depan serta lekuk tubuhnya yg ramping dan tipis memancarkan kesan elegan. Apalagi bobot smartphone besutan Sony Ericsson ini terbilang ringan, sehingga nyaman dibawa. Utk bagian samping dan belakang berbahan plastik kesat.


Xperia Ray mengadopsi port dan slot universal. Ada port Micro USB di samping kiri yg berfungsi ganda, yaitu utk menancapkan kabel data sekaligus charger baterai. Ndak ketinggalan lubang jack audio 3,5 mm utk headset. Slot memori eksternal yg dianut berjenis MicroSD. Letaknya ada dibalik casing belakang dan ndak tertimpa baterai, tapi tetap terhalang baterai, jadi ndak hotswap.


Kamu lagi nyari lirik lagu baby justin bieber ? Mungkin sebelum anda membaca lirik lagu justin bieber saya kutipkan profil tentang justin bieber yang saya ambil dari wikipedia.



Justin Drew Bieber lahir di Strartford, Ontario, Kanada, 1 Maret 1994; umur 17 tahun adalah penyanyi Pop dan R&B muda asal Kanada.


Justin Bieber menjadi sensasi di Amerika Serikat pada tahun 2009 setelah ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal "Stratford Star" di Ontario yang dipublikasikan di YouTube oleh ibu Justin di tahun 2007, dimana Justin meraih peringkat kedua. Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Single pertamanya yang berjudul "One Time", diterbitkan secara serentak diseluruh dunia di tahun 2009, dan menduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Albumnya pertamanya "My World" (Duniaku) kemudian mengikuti pada 17 November 2009 dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat, dan menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100, sebuah daftar lagu-lagu terkemuka yang sedang digemari.


Kepopuleran Justin Bieber diseluruh dunia dalam waktu singkat dikenal sebagai "Bieber Fever" (Demam Bieber) dimana julukan ini diberikan pada penggemarnya dengan obsesi yang berlebihan terhadap Justin Bieber. Banyak artis yang mengalami "Demam Bieber" diantaranya Jennifer Love Hewitt, dan Beyonce diperingatkan agar hati-hati oleh suaminya Jay-Z, saat berfoto bersama Justin Bieber pada penghargaan Grammy ke 52.


Walaupun dikenal akan suaranya, namun penyanyi ini juga mampu memainkan keyboards, piano, gitar, drum dan bahkan trompet, yang keseluruhannya dipelajarinya sendiri (otodidak).




Ayu Ting- Ting Alamat Palsu

Siapa sih ayu ting-ting ? Itulah awal pertanyaan dalam benakku saat melihat sebuah tayangan di televisi yg menayangkan seorang penyanyi dangdut yg lagi naik daun. Ayu ting ting sipelantun lagu alamat palsu ini lahir pada tanggal 20 Juni 1992 dgn nama aslinya adalah Ayu Rosmalina.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Titan Q61 - Review

Desain Titan Q61


Kokoh, itulah kesan pertama yang didapat setelah melihat Titan Q61. Bagaimana nggak, ia hadir dgn bodi yang kebanyakan terbuat dari bahan metalik. Mulai dari lis metalik sampai cover penutup baterai di bagian belakang. Beberapa bagian masih menggunakan bahan plastik dof nan kesat dan sedikit terasa seperti kertas amplas. Di ketuk-ketuk pada bagian plastik, bunyinya padat sampai kami yakin ia nggak akan retak dgn mudah.


Memakai desain keypad alfanumerik yang antar tombolnya nggak menonjol. Ukuran keypad cukup oke, sayang sedikit keras. Tombol call utk ketiga SIM card dipisahkan satu sama lain. Call 1 dan 2 diletakan di bagian kiri tombol navigasi kotak yang berada tepat dibawah logo Titan, sedangkan tombol call 3 ada di bagian kanan.

Nokia 700 - Review

Desain Nokia 700


Nokia 700 tampil begitu menggoda dgn desain layar sentuh penuh (full touchscreen). Bodinya yang singset memberi daya tarik sendiri. Sisi depan ditutupi bahan plastik glossy. Layarnya berjenis AMOLED berukuran 3,2 inchi, kedalaman 16 juta warna, dan resolusi maksimal 360 x 640 pixels menjadi pemkamungan utama yang tersaji di depan.


Tepat di bawah layar terdapat tiga tombol utama yaitu tombol Call, Menu, dan End Call. Berdekatan dgn tombol utama, terdapat speaker yang disematkan di bagian bawah. Melintas ke area sisi, ada port micro USB multifungsi dan port jack 3,5 mm di bodi atas. Sementara di sisi kanan terdapat tombol pengunci layar, shutter kamera, dan tombol pengatur volume.

Pixcom AndroTab PGM399 Review

Desain Pixcom AndroTab PGM399


Secara fisik Pixcom AndroTab II PGM399 memang nyaris sama persis dgn Pixcom AndroTab I PGM 390. Hanya ada beberapa perubahan minor. Misalnya, corong speaker yang kini bersembunyi di sisi belakang, penempatan brand Pixcom ke atas layar, dan sedikit sentuhan warna silver metalik pada bodi belakang.


AndroTab II berdimensi 197 × 120 × 13,2 mm dgn bobot 382 gram. Cukup nyaman saat digenggam, nggak terlalu berat utk dibawa-bawa. Tablet ini mengusung layar sentuh berjenis capacitive 7 inchi, resolusi yang menyertai layar ini mencapai 800 x 480 pixels. Pada homescreen, kamu bisa menambahkan sendiri widget-widget yang kamu suka atau sering gunakan di 4 halaman utama yang tersedia.

Jumat, 21 Oktober 2011

Extreme X23 - Review

Desain Extreme X23


Vendor handphone lokal Extreme memperkenalkan X23. Handphone ini mengadopsi desain bar keypad qwerty yang populer di Tanah Air berkat smartphone BlackBerry. Ukuran dimensinya 105 x 55 x 14 mm cukup seimbang bila dilihat dari porsi keypad dan layar. Terdapat kamera depan pada permukaan atas layar. Layarnya sendiri berukuran 2 inchi dengan kualitas warna dan ketajaman yang boleh dikata cukup baik di kelasnya.


Ukuran tuts qwerty-nya terbilang pas di jari, cukup enak dan nyaman ketika ditekan. Pemakaian SIM 1 dan 2 dibedakan dengan jelas hingga mudah saat melakukan panggilan atau berkirim pesan. Tombol pintas yang di sediakan pada seri ini adalah fungsi untuk memutar fitur TV analog, musik dan fungsi pesan. Tombol-tombol bagian atas terbuat dari logam sedangkan yang bagian bawah dari plastik kesat.

Micxon IX5 Review

Desain Micxon IX5


Hadir lagi sebuah handphone lokal dengan pemilihan desain candy bar klasik. Micxon IX5 tampil simple dari sisi desain, ada lima pilihan kombinasi warna handphone yakni merah-hitam, merah-silver, putih polos, putih – jingga, dan putih - ungu. Di bagian dinding depan badan handphone ditambahkan list stainless. List stainless ini masih kita temukan pada tombol pengatur empat arahnya. Secara material, handphone didominasi bahan plastik berkualitas.


Sony Ericsson Xperia Arc S Review

Desain Sony Ericsson Xperia Arc S 


Kesan pertama yang didapat saat melihat Sony Ericsson Xperia Arc S adalah desain smartphone yang sangat tipis. Diberi aksen sedikit melengkung di punggungnya, memberikan kesan bagian belakang Xperia Arc S sedikit menggemuk di bagian atas dan bawah. Hebatnya, smartphone ini hanya berbobot 117 gram. Entah bagaimana cara Sony Ericsson memasukan segala perangkat berteknologi tinggi kedalamnya.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Gvon Mozart 369 - Review

Desain Gvon Mozart 369


Gvon Mozart 369 mengedepankan kemewahan dan keanggunan dalam desainnya. Dengan warna cat serba glossy dan frame alumunium yang mengelilingi bagian depan handphone, Mozart 369 terlihat makin kinclong di mata. Ada tiga kombinasi warna saat memilih handphone ini: merah-silver, hitam-merah, dan silver-hitam. Kebetulan kami mendapat kombinasi hitam-merah saat mencoba handphone ini.


Rabu, 12 Oktober 2011

Nokia 500 - Review

Desain Nokia 500


Nokia N500 berukuran 111.3 x 53.8 x 14.1 mm. Bodinya ramping memanjang dan didominasi oleh layar sentuh. Bobotnya 93 gram, sangat ringan untuk sebuah smartphone yang kaya isi. Hampir seluruh bodinya terbuat dari plastik, namun kualitas material yang Nokia pakai bukan yang berkualitas rendah. Back cover smartphone berbahan plastik namun dilapisi lagi oleh karet dof.


Selasa, 11 Oktober 2011

BlackBerry Torch 9860 - Review

Desain BlackBerry Torch 9860


Dibanding desain Storm yang bongsor, desain smartphone ini terlihat lebih singset dan seksi. Terasa pas dalam genggaman tangan. Mengikuti tradisi BlackBerry, casing berwarna hitam mengkilap dengan bahan metalik memberi kesan mewah lagi kokoh. Sekilas, konsep desainnya mengingatkan pada kebanyakan handphone Android dengan layar sentuh hampir memenuhi bodi drngan menyisakan sedikit tempat untuk tombol keras.


Senin, 10 Oktober 2011

Mito 855 - Review

Desain Mito 855


Berbeda dengan di Jepang, vendor dan juga pengguna handphone lokal di Indonesia kurang antusias dengan handphone tipe clamshell. Jadi hanya ada segelintir produk yang mengadopsi tipe tersebut. Kali ini, Mito berani menelurkan seri 855 yang berbentuk clamshell. Berukuran 105 x 55 x 16 mm saat tertutup, panjangnya bertambah hampir dua kali lipat saat dalam posisi terbuka.


Konstruksi tubuhnya dipercayakan sebagian besar pada bahan alumunium dan sedangkan sebagian kecil lagi dari plastik glossy. Warna yang serba mengkilap itu memancarkan nuansa glamor kepada penggunanya. Bahkan anda dapat menggunakan tubuh 855 untuk berkaca.


Huawei Vision U8850 - Review

Desain Huawei Vision U8850


Huawei kembali melempar produk Android ke pasaran dengan Vision. Layaknya smartphone berbasis Android lainnya, Huawei Vision mengadopsi full touchscreen sebagai sistem navigasi juga display utamanya. Berukuran 3,7 inchi, tingkat kedalaman layar capacitive yang diusungnya hanya 262 ribu warna. Jelas lebih rendah dibanding, katakanlah, Ideos X3. Akibatnya warna yang ditampilkan sedikit kurang tajam.


Sabtu, 08 Oktober 2011

Article Collections For Acne

There are quite a few prescription medications used to combat acne, but one of the most frequent choices for women is the use of a birth control pill for acne. This approach can be used with teenagers as well as adult women, but if you’re a guy, you are out of luck. Using the birth control pill for acne on a man is a recipe for disaster.

Herbal Acne Pills – Natural Acne Remedies The Clear Acne

Remember the angst ridden acne years of your youth? Or perhaps you are still a youth. By youth, I mean either adolescent or teenaged. So many people today suffer from teenage and adult acne.

Jumat, 07 Oktober 2011

Samsung Galaxy S WiFi 5.0 Review

Desain Samsung Galaxy S WiFi 5.0


Dari sisi rancangan, Galaxy S WiFi 5.0 menganut kombinasi antara rancangan tablet dan smartphone. Memang agak membingungkan dan mengundang multitafsir, dengan layar 5 inchi, dibilang smartphone kebesaran, namun disebut tablet juga rasanya kekecilan ukurannya. Tapi itulah ke unikan Galaxy S WiFi 5.0, Samsung memberi pilihan yang berbeda. Dengan dimensi 141.3 x 78.2 x 11.9 mm sejatinya konsol ini masih layak dimasukkan ke dalam saku celana.


Sesuai standar Android, Galaxy S WiFi menggunakan jenis layar capacitive LCD dengan kedalaman 16 juta warna. Untuk visual layar di bawah cahaya matahari, pancaran kualitas warnanya kurang jelas, bisa jadi karena tablet mini ini tak menggunakan teknologi AMOLED.


Kamis, 06 Oktober 2011

ViTell V310 Force - Review

Desain ViTell V310 Force


Vitell V310 hadir dengan desain Candybar klasik yang masih disukai baik oleh vendor maupun konsumen. Handphone ini berukuran 110 x 47,5 x 14 mm, dan bobotnya 116 gram. Bodinya terasa kokoh berkat kualitas bahan baku yang dipilih Vitell, yaitu pertemuan antara logam dan plastik keras. Bagian depan diberi bingkai logam yang menambah kekuatan si handphone sesuai julukan ‘Force’ yang Vitell sematkan pada V310. Walau memiliki keypad keras dengan desain alfanumerik, Vitell memberikan V310 sebuah layar sentuh resistive sebagai pemanis. Tingkat sensitifitas layar yang ditawarkannya kurang optimal. Apalagi ukuran layar yang hanya 2 inchi, sedikit menyulitkan jemari kita. Satu-satunya solusi penggunaan layar sentuh handphone ini adalah dengan stylus. Sayang sekali Vitell tidak menyediakan alat tersebut. Yang cukup menarik untuk disimak adalah, ikon pada user interface V310 serupa dengan ikon pada perangkat iOS.


Nokia E5 - Review

Desain Nokia E5


Hadir dengan bentuk bar qwerty memberikan kenyamanan tersendiri saat mengetik di Nokia E5. Sebagai handphone qwerty, E5 memiliki dimensi 115 x 58,9 x 12,8 mm, menjadikan desain E5 tergolong singset. Keypad qwerty empat baris yang luas menutupi sebagian besar bagian depan handphone. E5 memiliki bobot 126 gram, paslah untuk berat sebuah handphone. Memakai plastik sebagai bahan pembentuk utama, Nokia E5 masih memberikan rasa solid dan kuat. Nokia E5 memiliki bentang layar 2,36 inchi dengan kedalaman 256 ribu warna layar serta resolusi 320 x 240 pixels. Kualitasnya cukup baik walau kedalaman warnanya tidak begitu besar. Dibawah sinar matahari langsung pun mata kita masih bisa melihat layar dengan baik. Di bawah layar ada tombol navigasi yang diapit tiga tombol di tiap sisinya.


Rabu, 05 Oktober 2011

Pixcom PG31 - Review

Desain Pixcom PG31


Tampilan yang sederhana menjadi sajian utama dari Pixcom PG31. Sentuhan lis krom yang membingkai bagian depan handphone ini membuat penampilannya lebih glamor. Untuk sebuah handphone candy bar, stuktur bodi PG31 cukup proporsional, sehingga nyaman saat digunakan. Tepat di bawah layar, terhampar rangkaian tombol utama, seperti tombol untuk menerima maupun melakukan panggilan dari SIM pertama dan kedua, tombol cepat musik, tombol power, serta navigasi empat arah lengkap dengan tombol eksekusi yang didesain berbentuk lingkaran. Sementara jajaran keypad numeriknya tersusun rapat dengan tesktur sedikit menyembul. Beralih ke sisi pinggiran PG31, pada area tersebut terdapat port jack audio 3,5 mm. Masih di area yang sama, Anda akan menemui port multifungsi, slot eksternal memori, dan slot antena TV yang letaknya agak tersembunyi. Beralih alih ke bodi belakang, tidak banyak ikon penting yang akan Anda jumpai selain lensa kamera yang berdampingan dengan sebuah speaker tunggal.


LG T515 - Review

Desain LG T515


LG T515 tampak mukanya didominasi oleh layar QVGA resistive touchscreen berukuran 3,2 inchi dengan kedalaman 262 ribu warna. Layarnya terbilang cukup terang, dan dibawah sinar lampu atau matahari langsung, mata kita masih sanggup menangkap gambar yang dihasilkan. Sensitifitas layar sentuh T515 terhadap jari manusia harus kita beri acungan jempol, apalagi mengingat handphone memakai teknologi resistive yang notabene tidak sebaik respon capacitive. Layar utama memiliki tiga layer. Setiap layer dapat diisi dengan berbagai widget, shortcut atau aplikasi favorit kita. Nah saat mengetik yang keluar adalah keypad alfanumerik virtual 5 x 8 mm. Ukurannya pas untuk digunakan mengetik.


Senin, 03 Oktober 2011

Samsung Galaxy Tab 8.9 3G - Review

Desain Samsung Galaxy Tab 8.9 3G


Sebelum Galaxy Tab 8.9 3G meluncur ke pasar Tanah Air, Samsung terlebih dulu menghadirkan seri Galaxy Tab 10.1 3G. Tapi vendor asal Korea Selatan ini terbilang cermat membaca selera konsumen, bahwa ada yang beranggapan ukuran tablet 10 inchi terlalu besar, sedangkan ukuran tablet 7 inchi terlalu kecil. Maka hadirlah Galaxy Tab 8.9 yang mempunyai bentang layar 8,9 inchi. Dilihat dari desainnya, Galaxy Tab 8.9 3G tak ubahnya Galaxy Tab 10.1, selain bentuknya serupa, ketebalan kedua tablet ini sama, yakni 8,6 mm. Sebagai perbandingan, dimensi Galaxy Tab 8,9 adalah 230,9 x 157,8 x 8,8 mm dengan berat 453 gram. Sedangkan Galaxy Tab 10.1 dimensinya 256,7 x 175,3 x 8,6 mm dengan bobot 595 gram. Layarnya berdaya TFT 16 juta warna, 800 x 1200 pixels, tampilan layar terlihat begitu tajam. Dan ini tidak berubah meski dibawah cahaya matahari. Tampilan user interface (UI) Android 3.0 Honeycomb ini sekilas tak ubahnya tablet lain ber-OS sama.


K-Touch A101 - Review

Desain K-Touch A101


K-Touch A101 mengadopsi desain layar sentuh resistive penuh. Di wajahnya hanya terdapat tiga tombol (tombol navigasi, tombol pamggilan, dan akhiri panggilan), sisanya didominasi layar 2,8 inchi. Resolusi layarnya yang cuma 240x320 pixels dengan kedalaman 262 ribu warna tergolong pas-pasan. Untungnya tingkat kecerahan handphone masih nyaman di mata penggunanya. Pada bagian atas bodi handphone terdapat port microUSB yang selain digunakan untuk koneksi ke komputer, juga bisa digunakan untuk charging. Lalu di bagian yang sama terdapat port audio 3,5 mm. Slot microSD terdapat di balik baterai. Jadi untuk memasang dan melepas MircoSD harus mematikan handphone terlebih dahulu.


HTC EVO 3D - Review

Desain HTC EVO 3D


HTC EVO 3D adalah contoh evolusi pada layar smartphone, dengan mengutilisasi teknologi 3 dimensi yang sedang digandrungi kembali. Walau teknologi itu sendiri sudah ada sejak lama. EVO 3D diperkuat layar LCD stereoskopik 4 inchi capacitive dan resolusi qHD (960 x 560 pixels). Serupa dengan yang ada LG Optimus 3D, Anda akan mendapatkan efek 3 dimensi tanpa perlu menggunakan kacamata khusus. Namun efek 3D hanya bekerja pada saat smartphone dalam posisi lanskap. Dimensi HTC EVO 3D adalah 126 x 65 x 12,1 mm, cukup bongsor karena layarnya sendiri cukup lebar. EVO 3D juga tidak ringan, beratnya yaitu 170 gram. Seluruh bodinya terbuat dari plastik, tetapi tetap terlihat kokoh dan mantap. Lapisan karet kesat di kover belakang juga tampil menarik, menghindari selip saat menggenggam. Dengan dua lensa kamera (untuk 2D dan 3D) dilihat dari belakang, smartphone ini nampak seperti tape recorder. Port USB terletak di sebelah kiri smartphone. Sedangkan bagian kanannya dijejali tombol volume, shutter kamera, dan tombol untuk memilih moda kamera 2D atau 3D. Diatasnya tersemat tombol power yang juga sebagai pengunci layar dan port audio 3.5 mm. Dibawah layar terdapat 4 soft key penunjang (Home, Option, Back, Search).


Nokia C5 5MP - Review

Desain Nokia C5 5MP


Nokia C5 5MP adalah pembaharuan dari seri C5. Perubahan hanya terjadi pada dalaman tidak pada desain. Ia masih setia dengan desain candybar yang dikelilingi bingkai berbahan stainless. walau menggunakan keypad alfanumerik, Mengetik di C5 5MP masih menyenangkan. Ini karena ukuran tombol keypad yang cukup besar. Tombol alfanumerik masing-masing berukuran 8x13 mm, dijamin Anda yang berjari besar sekalipun tidak akan kesulitan. C5 5MP didukung layar dengan teknologi TFT (thin film transistor) dan kedalaman 16 juta warna. Bentang layarnya adalah 2,2 inchi dengan resolusi 320 x 240 pixels inchi.


Nokia X5 - Review

Desain Nokia X5


Bagi tangan reguler, mungkin akan aneh ketika menggenggam X5. Terasa berat dan kotak. Warna pink menyala dominan di antara steinless peraknya. Terbuat dari material yang kokoh, X5 memiliki engsel geser yang mulus dan ringan. Geser permukaan layar ke atas guna menyingkap keyboard qwerty di dalamnya. Dihiasi tombol pengatur volume pada sisi kiri body, port audio 3,5mm dan charge di bagian kepala. Karena termasuk anggota seri XpressMusic, maka tersedia tombol pintas ke music player di dekat tombol ‘End Call’. Bayangkan model Nokia E72 dibagi 2 di mana keypadnya disembunyikan di balik layar. Itulah gambaran terdekat X5. Keyboard qwerty yang terselubung di balik layar, mirip dengan E72. Baik susunan, ukuran, dan material juga sama. Tiap tutsnya cembung menjulang di tengah dan terbuat dari plastik membal (seperti karet). Layar berdiameter 2,36 inchi memang agak kecil untuk posturnya. Model layar horizontal tanpa dukungan sentuh dan akselerometer memang mengurangi nilai jualnya. Dengan kedalaman 256 ribu warna dan resolusi 320x240 pixels, X5 mampu memperlihatkan warna yang terpadu. Kemampuan di bawah sinar matahari pun tergolong baik.


Nokia N8 - Review

Desain Nokia N8


Desain N8 terlihat memanjang, dengan bodi lebih ramping dibandingkan ponsel berlayar luas lainnya. Sisi layar berlapis plastik glosy, sedangkan sekujur bodi lainnya berbahan alumunium kesat. Sisi kanan N8 disematkan tombol volume, lock layar dan kamera. Di samping kiri ada slot MicroSD (memori eksternal), slot SIM card dan port MicroUSB (kabel data,charger). Dan di bodi atas diletakkan tombol On/Off, lubang Jack 3,5 mm dan port HDMI. Seperti OS lainnya, Symbian^3 juga menyuguhkan Homescreen (ada 3) yang cukup diusap ke kanan/kiri untuk menggantinya. Tiap Homescreen disediakan 6 kotak untuk diisikan widget atau shortcut. Layar N8 berteknologi AMOLED sehingga terlihat tajam. Layar sentuhnya bersifat capacitive, jadi lebih peka sentuhan jari. Hadirnya port HDMI (High-Definition Multimedia Interface) yang tersemat di bodi atas berfungsi menghubungkan N8 dengan TV. Yang membuat video yang tampil di TV terlihat tajam, dan mendukung hingga resolusi 720p HD. Plus dilengkapi teknologi suara Dolby Digital Plus sehingga serasa memiliki home theatre sendiri. Di paket penjualannya disertakan kabel adapter HDMI. Serta kabel USB On The Go yang memungkinkan N8 terhubung dan dapat membaca USB Flashdisk.


Nokia C7 - Review

Desain Nokia C7


Dibandingkan N8, tampilan C7 lebih elegan. Terutama sisi depannya yang berbahan chrome silver glossy. Beda dengan N8 yang berbahan kesat. Bodi belakang C7 sebagian berbahan plastik, sedangkan casing penutup baterai berbahan metal. Lekukan bodi C7 terlihat lebih ergonomis, cenderung lebih feminim ketimbang N8 yang terkesan macho. C7 agak lebih ramping (beda 2,2 mm lebar) dan lebih tipis (beda 2,4 mm), ketimbang B8. Bobotnya juga lebih ringan 5 gram, tapi tetap saja beratnya yang 130 gram terasa berat digenggaman. Layar C7 sama tajamnya dengan N8. Masih berdaya AMOLED 16,7 juta warna 640 x 360 pixels. Juga masih menyuguhkan 3 Homescreen yang masing-masing bisa diisikan widget atau shortcut menu, yang ditata dalam 6 baris kotak. Untuk berganti tiap homescreen cukup usap ke kanan/kiri, wallpaper pun ikut berubah. Layar sentuhnya juga bersifat capacitive, yang lebih peka sentuhan jari. Bodi C7 dihiasi dengan tombol volume, lock layar dan kamera di sisi kanan. Di bodi atas diletakkan tombol On/Off, lubang Jack 3,5 mm dan port MicroUSB (kabel data,charger). Slot memori eksternal diletakkan di balik baterai, merepotkan jika melepas atau memasang kartu MicroSD. Salah satu fitur yang dipangkas di C7 yaitu port HDMI plus suara Dolby Digital Plus. C7 hanya mendukung TV Out biasa. Selain itu, baterai di C7 bisa dilepas, sedangkan di baterai N8 menyatu dengan bodi. Port MicroUSB mendukung USB On The Go, untuk mengenali USB Flashdisk.


Nokia X3-02 - Review

Desain Nokia X3-02


Secara umum tampilan ponsel ini biasa-biasa saja, menyiratkan desain bar dengan keypad alfabet numerik. Tapi bila diamati lebih dalam, X3-02 mengusung sesuatu yang unik, dimana ponsel mungil dengan dimensi 106,2 x 48,4 x 9,6 mm ini sudah dilengkapi dengan layar sentuh. Bisa dibilang X3-02 kini menjadi ponsel fesyen dengan layar sentuh terkecil yang ada di pasaran. Dengan desain yang mungil, dan layar berukuran 2,4 inchi, tentu tak ideal untuk penempatan stylus pen. Jenis layar X3-02 menggunakan teknologi TFT 256 ribu warna dengan resolusi 240 x 320 pixels resistive. Keypad dilengkapi tombol shortcut untuk akses ke menu pemutar musik. Tak lupa terdapat tombol pengunci dan messaging shortcut. Peran tombol volume dapat dijadikan tombol zoom.


Nokia X2 - Review

Desain Nokia X2


Bodi depan ponsel batangan ini dilapisi plastik glossy hingga ke bagian tombol-tombolnya. Termasuknya juga beberapa bagian sisi depan dan belakang. Casing belakang penutup baterai terbuat dari bahan alumunium. Namun bahan plastik di ponsel terasa kurang kokoh saat digenggam. Untuk memilih berbagai menu disematkan tombol navigasi 5 arah. Di samping kanan diletakkan tombol volume, slot MicroSD dan tombol kamera. Layar TFT di X2 berukuran standar (2,2 inci), didukung resolusi 320 x 240 pixels dan daya pancar 260 ribu warna. Tampilan layar pun terlihat cukup tajam. Di layar depan bisa diseting tampilan Homescreen berupa 3 baris yang bisa diisikan shortcut menu tertentu. Untuk jalur masuk kabel data, disiapkan port MicroUSB di bodi atas yang diberi penutup. Saat ponsel ini terkoneksi ke komputer via kabel data, bisa melakukan kegiatan PC Suite, Media Transfer dan Mass Storage. Selain itu ada juga lubang Jack 3,5 mm untuk headset. Sedangkan untuk charging menggunakan port lama, yaitu lubang kecil 2 mm.


Nokia C5 - Review

Desain Nokia C5


Tampil cukup sederhana namun elegan. Inilah ciri khas dari C5. Desainnya candybar yang dikelilingi bingkai berbahan stainless, membuatnya tampil eksklusif. Cover bagian pentup baterai dibalut dengan warna sliver yang amat kontras dengan body ponsel. Biarpun tak tampil qwerty, pengoperasian C5 tetap nyaman. Dukungan keypad dengan ukuran 8 x 13 mm sangat pas untuk jari jempol sebesar apappun. C5 punya kedalaman layar 16 juta warna dengan dukungan teknologi TFT (thin film transistor). Sedang resolusi layarnya 320 x 240 pixels atau sekitar 2,2 inchi. Menampilka gambar foto dan juga video yang sangat baik.


Nokia C3 - Review

Desain Nokia C3


Postur dan bobot ponsel ini terbilang biasa, tidak mungil dan juga tidak bongsor. Sisi depan berbalut plastik glossy (kecuali keypad), sedangkan bodi belakangnya bebahan aluminium. Tidak ada tombol shortcut di sekeliling ponsel ini. Hanya ada slot MicroSD dan port MicroUSB (kabel data)di samping kiri, serta lubang : Headset Jack 3,5 mm dan charger, di sisi atas. Tombol keypadnya yang terbuat dari plastik kesat dengan kontur membulat, terasa cukup luas dan empuk ditekan. Masih di sisi depan, dipajang tombol shortcut Contact dan Messaging. Sedangkan untuk jelajah menu disematkan tombol navigasi 5 arah. Layar berukuran 2.4 inci, layar C3 yang ber-user interface seri 40 (UI S40) terlihat lapang. Tampilannya pun terlihat cukup tajam. Beberapa ikon menu bisa dimunculkan di Homescreen (awal layar) dan bisa langsung diakses. Mirip fitur Active Standby di beberapa ponsel Nokia terdahulu. Dan ini menjadi salah satu yang diandalkan Nokia C3.


Nokia C6 - Review

Desain Nokia C6


Bila sudah pernah melihat atau memegang ponsel Nokia N97 atau N97 mini, secara umum begitulah bentuk seri C6 ini. Keypad qwerty dengan desain sliding, dan juga berbekal layar sentuh. Dimensinya berukuran 113,4 x 53 x 16,8 mm dengan bobot 150 gram. Bila bodi ponsel digeser akan tampak jajaran keypad qwerty. Dengan keypad qwerty, Anda dengan mudah bisa menulis pesan teks atau menulis di aplikasi office. Layar C6 sudah mengusung ketajama 16 juta warna dengan jenis teknologi TFT. Ukuran layarnya 3,2 inchi dengan resolusi 640 x 360 pixels.


Nokia N97 mini - Review

Desain Nokia N97 mini


Ditilik dari segi desain, tidak ada perubahan mencolok antara Nokia N97 Mini dengan N97, kecuali ukurannya lebih kecil 4mm dari N97. Meskipun perubahan yang signifikan hanya terjadi pada sisi dimensional ruangnya, justru hal tersebut membawa efek positf bagi ponsel ini. Lebih nyaman di genggaman dan lebih ringkas dalam saku. Tidak ada sudut tajam pada ponsel ini juga menjadi nilai tambah berikutnya. Layar N97 mini memiliki resolusi sebesar 16 juta warna, dengan layar sentuh berjenis resistive. Bila dilihat dari diagonalnya, ukuran layar N97 mini menyusut 0.3” dari yang dimiliki oleh N97, yaitu dari 3.5” menjadi 3.2”. Namun, justru peningkatan aspek rasio pixelnya meningkat bila dibandingkan dengan N97 (360 x 640 pixel). Resolusi nHD memang terlihat baik untuk menampilkan berbagai gambar dan film, hanya saja untuk beberapa titik gambar kualitasnya masih kalah dengan WVGA.


Nokia 2220 - Review

Desain Nokia 2220


Bentuknya mengambil patron slider klasiknya Nokia, yang didominasi dengan kurva lengkung pada sudut-sudutnya. Tampilannya menarik, warna merah muda dengan permukaan glossy. Dipadu dengan backcover warna hitam kusam (dof), yang tak hanya memunculkan kesan elegan, tapi juga menolong untuk mempererat genggaman (tidak licin). Struktur rancangan lumayan kokoh dengan paduan material yang juga bagus. Layar menggunakan TFT dengan kedalaman 65 ribu warna. Kapasitas seperti itu cukup untuk memberikan tampilan layar yang terang dan cukup halus –bintik pixel tak begitu kentara. Di bawah cahaya matahari langsung juga masih bisa menampakkan tampilan yang jelas. Jajaran keypad alpha numericnya berada di folder bawah, akan muncul begitu folder digeser ke bawah.


Nokia 5230 - Review

Desain Nokia 5230


Rancang bangun dan konsep desainnya serupa betul dengan seri 5330. Kedua seri inimerupakan seri musik yangfully touch screen. Bentuk perseginya agak memanjang, yang didominasi untuk penempatan layarnya yang besar. Namun begitu, ponsel ini masih nyaman digenggam. Ponsel ini memiliki layar besar memanjang, yang kualitas tampilannya sangat baik. Layar sentuhnya menjadi media utama untuk berinteraksi dengan ponsel, karena tak ada tombol lain, selain tombol panggil dan tolak panggilan, serta ditambah satu tombol pilih. Respon layar sendiri cukup bagus, meski harus agak ditekan ketika memilih satu menu.


Nokia N900 - Review

Desain Nokia N900


Tablet internet ini terkesan bongsor dan berat, meski sudah lebih kecil dibanding pendahulunya, N810. Material dari plastik berwarna hitam dof di bagian belakang dan agak glossy di permukaan depan tentu kombinasi menawan dari desain yang sederhana, meski terkesan konservatif ini. Permukaan depan yang licin memang sangat riskan sidik jari, tapi tidak di bagian lainnya. Kinerja engsel gesernya sangat baik, mulus tanpa hentakan. Stylus tersembunyi di belakang body sebelah bawah. Pada kedalaman 65 ribu warna dengan resolusi 800x480 pixels, N900 mampu menampilkan gambar cemerlang. Kadar keterbacaan di bawah sinar matahari begitu memukau, mendekati yang terbaik di kelasnya. Sensitivitas layar sentuh resistive 3,5 inchi-nya lebih dari ala kadarnya. N900 memerlukan sedikit tekanan untuk sebuah ketukan agar terdeteksi. Keyboard geser N900 terdiri dari 3 layout alfanumerik yang terintegrasi dengan tombol 4 arah di sisi kanan. Tiap tombol melayani 2 atau 3 simbol sekaligus. Tombol Alt dan Shift sangat banyak digunakan. Bagusnya, terdapat numpad virtual pada layar sehingga tidak perlu menggeser keyboard qwerty hanya untuk menelepon


Nokia X6 - Review

Desain Nokia X6


Mirip serial XpressMusic sebelumnya yakni 5800, Nokia X6 benar-benar mengandalkan layar sentuh untuk mengoperasikannya. Berukuran yang juga tak jauh beda dengan pendahulunya itu yakni sebesar 111 x 51 x 13,8 berbobot 122 gram cukup nyaman di tangan. Letak slot kesemuanya berada di bagian atas ponsel. Di sana terdapat slot USB, headset berukuran standart 3,5 mm, dan juga slot charger. Full layar sentuh, serial X6 ini menggunakan teknologi capacitive touchscreen TFT berkedalaman hingga 16 juta warna. Kinerja layar sentuhnya cukup baik. Tidak lemot dan juga tidak terlalu sensitive. Ponsel akan bereaksi bila benar-benar kita sentuh dan sedikit tekan. Tampilan layarnya sangat tajam dan jernih terutama menampilkan gambar hasil fotonya. Hanya ada tiga tombol di bagian muka dan satu tombol on/off di bagian atas. Tiga tombol yang ada berfungsi sebagai tombol untuk menerima panggilan dan menolak/mengakhiri panggilan. Sementara tombol di bagian tengahnya untuk masuk ke menu utama. Supaya layar tidak beraksi saat disentuh secara tidak, kita bisa memaksimalkan fungsi tombol pengunci yang ada di bagian kanan body ponsel.


Nokia 3720 - Review

Desain Nokia 3720


Komposisi ukuran dimensi 115x47x15,3 mm dengan bobot 94 gram terasa pas di tangan. Komposisi layar dan keypadnya seimbang. Tiga lis karet yang melingkari body, berguna membuat ponsel tidak licin di tangan. Tiga port utama tersembunyi di balik penutup di bagian bawah. Baik penutup port dan baterai, dilapisi pinggiran karet untuk melindungi dari rembesan air dan debu. Terbuat dari karet dengan ukuran yang pas untuk jari. Hanya saja, tombol terasa agak keras ketika diditekan. Hal ini dikarenakan ketinggian keypad itu sendiri yang hampir rata dengan bingkainya. Jika kita terbiasa dengan keypad normal, hal ini tentu membutuhkan waktu penyesuaian yang lebih lama. Ukuran layar Nokia seri 3 terbaru ini terbilang luas. Font-font besar memudahkan pengguna membaca intruksi di dalamnya. Display sebesar 2,2 inchi dengan kedalaman 16 juta warna sangat nyaman dinikmati. Di luar ruangan pun warnanya tetap cemerlang.


Nokia N86 - Review

Desain Nokia N86


Nokia N86 mengadopsi desain geser (slider). Dalam keadaan tertutup, tak nampak jajaran keypadnya. Namun, setelah digeser ke atas barulah tampak seluruh keypadnya. Dan, bila digeser ke bawah akan tampak di sebelah kirinya keypad untuk pemutar musik dan zoom in/out saat melihat foto. Tampak belakang, ponsel ini mirip kamera saku digital. Pelindung lensa berfungsi pula untuk mengaktifkan kamera. Tombol shutter sangat pas letaknya saat memotret. Ketajaman layar 16 juta warna yang disandangnya mampu menampilkan gambar-gambar indah sesuai aslinya. Foto dan video hasil olahan kameranya mampu diputar ulang dengan baik dan memanjakan mata. Dengan menggunakan bahan active matrix OLED, layar masih terlihat baik di dalam ruangan maupun luar ruangan.


Nokia 5730 XpressMusic - Review

Desain Nokia 5730 XpressMusic


Mengusung desain slider, ponsel ini diluncurkan dengan menyertakan keypad QWERTY. Secara keseluruhan tampilan ponsel ini cukup elegan. Tombol navigasi musik yang disambungkan dengan frame-lite ciri khas XpressMusic masih terpasang pada seri anyar ini. Hanya saja, bodi ponsel ini terlihat gendut dan berat. Hal tersebut mengurangi kenyamanan saat menyimpannya dalam saku. Namun demikian, desain oval yang dimilikinya mantap di genggaman dan sesuai dengan ergonomis lekuk telapak tangan.
Pengujian : Menggenggam dan menyimpannya dalam saku.


Terdapat dua blok keypad pada ponsel ini, standar dan QWERTY. Keypad standarnya sangat nyaman digunakan, responsive dan empuk. Sayangnya hal tersebut tidak diikuti oleh keypad bagian dalamnya yang memiliki susunan QWERTY. Selain tidak terlalu lunak, bentuknya yang flat kadang membuat salah pengetikan.


Layar TFT sebesar 2.4 inch cukup mengakomodasi kebutuhan penampil objek. Rasio kerapatan gambar 240 x 320 pixels ternyata mampu memberikan hasil gambar yang optimal. Mesin akselerometer yang dimiliki ponsel ini bekerja cukup baik. Perpindahan sudut layarnya memang tidak otomatis. Sudut layarnya akan berpindah bila layar digerakan ke atas (slider). Keadaan yang demikian membuat ponsel ini lebih nyaman digunakan dari pada mengadopsi sistem akselerometer otomatis.


Nokia 6303 Classic - Review

Desain Nokia 6303 Classic


Tampilannya memang benar-benar bar klasik khas Nokia. Dipadu dengan penggunaan material yang bagus, yang menampilkan warna metalnya, ponsel ini memang punya kelas tersendiri. Ukurannya standar ponsel bar modern, yang enak digenggam dan dioperasikan. Luas layarnya amat nyaman untuk mata, dengan komposisi bentuk yang agak memanjang ke bawah. Menggunakan layar jenis TFT berkapasitas 16 juta warna. Tombol keypad alpha numericnya cukup besar dan nyaman bagi jari. Rancangan keypad juga baik, sehingga tak ada tombol yang terkesan longgar. Tombol pun menggunakan bahan yang lembut saat ditekan. Hanya ruang keypad yang sedikit terlalu bawah, agak menyulitkan jari saat menekan tombol.


Nokia 5530 XpressMusic - Review

Desain Nokia 5530 XpressMusic


Bodinya memanjang ke bawah dan terlihat minimalis. Tak ada tombol satupun yang menonjol di bagian depan, karena memang untuk navigasinya mengadopsi teknologi layar sentuh (full touch). Dual speaker stereo terpasang di bagian atas dan bawah layar. Untuk jalur keluarnya suara diberi lubang-lubang kecil seperti titik-titik, sehingga dapat mengalirkan suara dengan baik. Seri musik ini tak dibekali tombol khusus untuk pemutar musik (dedicated key). Layar Nokia 5530 XpressMusic cukup memberi kenyamanan. Ukuran diagonalnya 2.9 inci dan ketajaman warna 16 juta warna. Selain itu didukung dengan resolusi 640 x 360 pixels yang terlihat jernih ketika menampilkan gambar foto, video, dan dipakai main game 3D. Teknologi layar sentuh yang disandangnya tergolong responsif ketika dicoba mengetik SMS dan fitur lainnya. Accelerometer yang menyertainya dapat membuat layar berorientasi otomatis, horisontal maupun vertikal.


Nokia 7100 Super Nova - Review

Desain Nokia 7100 Super Nova


Mengadopsi desain sliding bar yang simple dan terasa mantap saat folder bagian atas digeser. Pada folder bawah tersusun jajaran keypad dengan tombol berukuran besar-besar, sehingga membuat jari terasa nyaman ketika asyik mengetik pesan. Nokia 7100 Supernova menggunakan layar jenis TFT 65 ribu warna berukuran 2 inch. Meski masih menggunakan layar 65 ribu warna, kenyamanan mata tetap terjaga.


Minggu, 02 Oktober 2011

Nokia 6700 Classic - Review

Desain Nokia 6700 Classic


Nokia 6700 hadir dengan desain bar yang simpel. Meski dengan tambahan embel-embel classic pada serinya, namun material yang menyertainya tidak sembarang material. Terbuat dari material stainlees steel yang terkesan mahal. Bodinya sendiri cukup tipis dan nyaman dalam genggaman tangan. jajaran keypad yang ada padanya, berukuran besar dan menyatu pada bodi ponsel. Memberikan kenyamanan pada jari saat menekannya.


Nokia 1202 - Review

Desain Nokia 1202


Desainnya biasa-biasa saja, sebuah ponsel bar (batang) dengan casing terbuat dari bahan plastik yang didominasi warna hitam. Di sisi kiri atas berkumpul port charger, konektor audio berukuran 2.5mm, dan easy flash II. Yang terakhir adalah konektor untuk flashing software. Di bagian kepala ponsel ini terletak mata lampu senter sebagai fitur tambahan. Layar ukurannya terbatas, hanya mampu menampung tiga baris teks, dengan 13 karakter tiap barisnya. Namun begitu, masih bisa menulis teks sebanyak 160 karakter. Selain standar keypad numeric, ponsel ini memiliki tombol navigasi empat arah. Susunan tutsnya terlihat rapi karena didesain dengan alur yang datar. Semua tombol seakan menyatu dalam sebuah bidang datar. Bahan tombol terbuat dari karet, sehingga terasa nyaman saat dipencet-pencet


Nokia 2228 CDMA - Review

Desain Nokia 2228 CDMA


Bentuknya mengambil bentuk dasar ponsel bar (batang). Namun didesain agak ramping dan memanjang. Di bagian pojok kiri bawah, disediakan tempat cantelan neckstrap, yang dibedakan dengan warna krom. Bobotnya yang ringan, membuatnya pas bila dikalungkan di leher. Tidak ada yang istimewa dalam hal tatanan keypadnya. Jajaran keypadnya tampil standar sebagaimana ponsel kebanyakan. Tapi ukuran dan letak keypad lumayan ergonomis. Ada tombol pengendali empat arahnya yang terletak di tengah-tengah bagian atas. Di bagian samping kanan terdapat dua tombol dengan fungsi untuk mengatur volume dan shortcut untuk memotret. Nokia 2228 memiliki kerapatan warna hingga 262 ribu warna dengan teknologi TFT. Layarnya berdimensi 128 x 160 pixels yang memang sesuai dengan body ponsel ini. Tapi tampilan layar seperti tak mencerminkan sebuah layar TFT 262 ribu warna. Tampilan layar kurang halus dan tajam.


Nokia 6260 Slide - Review

Desain Nokia 6260 Slide


Untuk kelas ponsel sliding, 6260 terbilang berukuran mungil tapi ergonomis. Material pada back cover dibuat dari bahan alumunium ringan dengan permukaan bermotif dof yang membuat ponsel tak licin dalan genggaman. Tampilan back cover kentara mencerminkan 6260 sangat camera look. Desain ponsel ini juga dilengkapi beberapa tombol shortcut kamera dan musik, serta dual speaker untuk kenikmatan mendengarkan musik. Ukuran layar 2,4 inchi disesuaikan dengan bodinya yang mungil. Ketajaman warna pada layarnya sudah 16 juta warna. Membuat tampilan foto dan menu-menu yang ada di dalamnya terlihat jernih. layar bisa diputar ke posisi landscape maupun potrait.


Nokia E72 - Review

Desain Nokia E72


Tampilan bagian muka handphone ini dikelilingi bingkai stainless yang membuatnya nampak lebih eksklusif dan indah. Material yang digunakan juga cukup bermutu khususnya cover bagian belakang yang terbuat dari logam. Dengan ukuran 31 x 48 mm, layar E72 termasuk lebar dan luas. Dukungan resolusi 240 x 320 pixels sangat terasa saat kita menampilkan gambar dan browsing internet. Layar cukup lega dan lapang. Ketajaman warnanya didukung oleh 16 juta warna dengan teknologi layar TFT. Tampil QWERTY memang sudah jadi identitas serial ini. Terdiri dari jajaran keypad full sebagaimana seri sebelumnya, namun disempurnakan dengan tatanan yang lebih apik dan teratur. Tombol spasi hadir tidak terlalu besar dan panjang sebagaimanabhandphone atau model QWERTY pada umumnya. Yang unik adalah tombol enter empat arahnya. Tidak perlu kita tekan, disentuh sedikit saja sudah bereaksi. Bolehlah tombol ini dibilang sebagai model sensitive keypad, meski berbeda dengan tombol jenis sensitive yang asli.


Nokia 6730 Classic - Review

Desain Nokia 6730 Classic


Tampil cantik dari sisi desain, Nokia menawarkan dua pilihan warna yakni putih dan hitam. Di bagian dinding-dinding badan handphone ditambahkan list stainless, termasuk tombol pengatur empat arahnya. Materaialnya kebanyakan didominasi bahan plastik yang bermutu baik. Teknologi layar TFT dengan kedalaman hingga 16 juta warna membuat tampilan layarnya tajam dan jernih. Kemampuan layarnya menampilkan 8 baris teks membuat kita lebih nyaman saat berkirim pesan singkat alias SMS. Dimensi layarnya tergolong cukup sesuai dengan body handphone berukuran 2 inci dengan resolusi 240 x 320 pixels.


Nokia 5630 Xpress Music - Review

Desain Nokia 5630 Xpress Music


Ramping, simpel dan nyaman dalam genggaman. Itulah yang dirasakan saat menggenggam handphone bergenre “Music” ini. Material bodi depan yang membungkus bodinya dari bahan plastik berwarna hitam. Tentu saja, dengan material plastik, handphone mudah kotor apabila terkena cap jari tangan. Bagian belakang bodinya, menggunakan material dove. Pada bagian belakang terdapat lensa kamera 3,2 Mpix. Tombol keypad juga dari material plastik. Jarak antar tombol cukup rapat, dengan ukuran tombol yang tergolong besar. Saat digunakan untuk mengetik, tombolnya empuk. Terdapat beberapa tombol akses langsung untuk beberapa fitur. Misalnya saja fitur musik dan kamera. Layarnya menggunakan teknologi layar yang tergolong canggih di kelasnya, yakni TFT dengan dukungan 16 juta warna. Kita bisa mengatur beberapa menu yang paling sering digunakan pada home screen. Jadi tak perlu repot-repot membuka tiap halaman menu untuk mengakses fitur andalan Anda.


LG GT540 Optimus - Review

Desain LG GT540 Optimus


Mengambil bentuk full touchscreen phone, Optimus tampil stylish dengan lengkungan unik yang tak menyisakan sudut tajam di kedua sisi atas dan bawah badannya. Layar seluas 3 inchi mendominasi bagian depan ponsel berdimensi 109x54,5x12,7mm ini, sementara 3 buah tombol menyertai di bagian bawah. Ditunjang beratnya yang mencapai 115,5gram, Optimus terasa nyaman dalam genggaman. Untuk urusan visual, LG menyuguhkan layar sentuh resistif 3 inchi dengan resolusi HVGA (320x480 pixels) dan kedalaman 262 ribu warna. Kemampuan menampilkan gambarnya terbilang lumayan.


LG GS290 - Review

Desain LG GS290


Layar sentuh resistive berukuran 3 inchi mendominasi permukaan depan tipe ini. Hanya terdapat 3 tombol di bawah layar yang berfungsi untuk mengangkat/membuat panggilan, menutup percakapan, dan tombol pintal ke aplikasi favorit atau pun aplikasi yang sedang berjalan. Berbalut casing plastik berwarna hitam, ponsel ini cukup nyaman digenggam. 3 tombol yang menempel di sisi kiri dan kanan body adalah pengatur volume, kunci layar, dan kamera. Layar berkedalaman 256 ribu warna, Fresh cukup nyaman ditatap mata. Namun, ketajaman agak kurang jika dibawa ke luar ruangan. Jenis layar TFT dengan resolusi 240x400 pixels cukup baik dalam menampilkan gambar atau video maupun ketika bermain game.


LG GM360 - Review

Desain LG GM360


Tampil mengadopsi desain candybar , LG GM360 mengandalkan kinerja layar sentuh untuk mengoperasikannya. Berdimensi 108 x 53,1 x 12 mm dengan bobot 87 gram cukup ramping dan tidak begitu bongor. Bahan material yang digunakan ponsel ini pun tidak tergolong mahal. Cover penutup baterai misalnya, bahan yang digunakan murni plastik. Hanya tiga tombol untuk mengoperasikan ponsel ini. Tiga tombol dibagian muka ini masing-masing berfungsi untuk melakukan panggilan, menolak panggilan dan membuka menu. Sementara di bagian atas terdapat tombol on/off. Ponsel ini menggunakan jenis layar TFT 256 ribu warna yang termasuk baik dalam menampilkan visual foto dan video.


LG GD 900 Crystal - Review

Desain LG GD 900 Crystal


B3310 adalah ponsel unik dan termasuk terkecil di segmen qwerty slide. Berdimensi 91 x 54 x 17 mm menjadikan ponsel ini ergonomis dalam genggaman. Tak banyak pernak pernik instrumen dan shortcut menu. Desainnya yang unik serta warnanya yang atraktif, bisamenarik perhatian. Keypad alphanumeric tergolong revolusioner, dirancang vertikal di samping kanan layar, dengan tombol bintang pada urutan atas dan tombol tombol pagar pada bagian paling bawah. Sedangkan keypad qwerty hadir dengan urutan lengkap, di mana tuts L, B, N, dan M bisa difungsikan untuk tombol navigasi 4 arah. Desain ponsel yang imut berimbas pada ukuran layar yang kecil. Bentang ukuran yakni layar 40 x 30 mm atau 2 inchi. Layarnya menggunakan layar jenis TFT dengan kapasitas 262 ribu warna. Satu layar SMS bisa menampung 3 baris teks.


LG GW300 - Review

Desain LG GW300


Meski keypadnya mengadopsi model QWERTY, tapi secara keseluruhan LG GW300 memiliki desain yang berbeda dari ponsel QWERTY lainnya. Dalam genggaman terasa cukup ringan dan ramping. Tombol-tombol utama terbagi tiga kelompok dalam tiga bulatan yang berjajar. Tombol navigasi lima arah berada di tengah dan ukuran bulatannya lebih besar. Ukuran tutsnya agak besar dan cukup empuk ketika digunakan. Ada dua tombol shortcut, satu untuk shutter kamera yang terletak di sisi kanan, dan satu lagi tombol volume. Slot micro SD tertata rapih di sisi kanan bagian bawah, di bagian atas terdapat lubang jack 3,5 mm untuk headset.


LG KM900 Arena - Review

Desain LG KM900 Arena


Tampilan depan memiliki desain minimalis, dengan form factor bar berwarna perak dan layar cukup lebar berdiagonal 3 inci. Tak ada satupun tombol yang nampak, karena mengadopsi teknologi full touchscreen, sehingga tak perlu lagi stylush pen. Tampak belakang seperti kamera digital pocket biasa dengan lensa Schneider Kreuznach yang dilengkapi flash light. Tombol volume saat memutar mp3 terletak di bagian samping kanan atas. Ketajaman 16 juta warna terbukti mampu menampilkan foto yang tajam dan terang, serta video yang lumayan jernih. Dukungan sensor akselerometer memungkinkan orientasi layar berubah otomatis portrait dan landscape. Ukuran layar berdiagonal 3 inchi dan berukuran 65 x 49 mm cukup nyaman untuk menampilkan gambar maupun berselancar dengan Opera Mini.


LG KM380 - Review

Desain LG KM380


Bagian mukanya mengkilat seperti kaca film, menyembunyikan layar ketika sedang dalam keadaan siaga. Ukuran layarnya sendiri seperti kekecilan. Agak kurang nyaman untuk mata. Padahal ruang yang tersedia cukup untuk menempatkan layar yang lebih besar. Tombol keypad tersembunyi di balik flip, yang bisa menghindari tertekannya tombol secara tak sengaja. Di sisi kanan kiri badan ponsel, banyak bertaburan tombol akses ke beberapa fungsi. Termasuk, di bagian muka flip, yang dipasangi tombol akses pemutar musik dan tombol navigasi.


LG Chocolate BL40 - Review

Desain LG Chocolate BL40


Langsing dan elegan. Itulah kesan pertama saat melihat bodi LG BL40. Bodi ponsel terbuat dari material berbahan dove yang memperkuat kesan ponsel kelas atas. Dimensi ponsel ini 128 x 51 x 10.9 dengan bobot 129 gram. Saat digenggam terasa kurang nyaman, karena bodi ponsel terlalu panjang. Namun keuntungannya, saat melihat menu-menu di layar berkekuatan 16 Juta warna, mata kita cukup dimanjakan dengan kejernihannya. Layar sentuh sensitive terhadap sentuhan jari dan user friendly pengoperasiannya.


LG KF350 - Review

Desain LG KF350


Embel-embel “Ice Cream” sangat cocok untuk ponsel berdesain clamshell ini. Tiga warna pilihan ponsel ini memang seperti warna ice cream yang lembut dan manis. Ada biru, merah muda dan putih. Ponsel ini sepertinya disasar untuk kaum hawa yang menyukai warna-warna lembut dan desain yang simpel. Ukuran tombol pada keypadnya besar-besar dan saling menyatu dan terasa empuk saat diakses jempol tangan untuk mengetik SMS. Untuk layarnya, LG KF350 menggunakan jenis TFT dengan kedalaman 256 ribu warna.


LG KP500 Review

Desain LG KP500


Ramping dan ergonomis. Itulah kesan yang tertangkap saat menggenggam dan mengoperasikan handphone ini. Dengan konsep layar sentuh, LG KP 500 memiliki dimensi 106.5 x 55.4 x 11.9 mm dan bobot 87 gram sudah dengan baterai. Meski mengadopsi konsep layar sentuh, tetapi beberapa fitur tetap bisa dioperasikan lewat tombol. Misalnya saja untuk melakukan panggilan, pada bagian bawah handphone tersedia tombol panggilan serta untuk mengakhirinya. Tentu saja dengan konsep desain layar sentuh, ukuran layar juga harus menunjang. LG KP 500 memiliki ukuran layar 3 inchi. Saat layar disentuh, terasa kesensitifannya. Ada sesuatu yang unik pada pengoperasian layar sentuh. Kita bisa mengatur beberapa menu yang paling sering digunakan, pada halaman depan menu dalam kondisi siaga. Beberapa menu yang tampil pada tampilan siaga dinamakan Widgets.


LG GB230 Review

Desain LG GB230


Berwajah slider LG ”tempo doeloe” yang masih menyenangkan untuk dipandang. Ukuran dan beratnya tetap enak dalam genggaman. Struktur rel foldernya kokoh, yang membuat pergerakan foldernya juga mulus. Tak banyak tombol ekstra di sisi body. Hanya ada tombol volume serta dua port untuk memory card dan port multiguna. Sedikit mengherankan ketika menemukan bahwa tampilan layar ponsel ini tidak seperti standar kualitas layar ponsel LG seperti biasanya, yang sebetulnya jago untuk urusan ketajaman layar. Dengan jenis layar dan kedalaman warna yang dimiliki, mestinya tampilan layar terang dan tajam. Namun ternyata tak begitu tajam. Jajaran keypad berada di balik folder muka, yang baru muncul bila folder muka digeser ke atas. Ukuran dan bahan tombol cukup enak saat ditekan. Persoalan sebuah handphone slider adalah, ketika folder muka digeser, maka keseimbangan berat ada di bagian kepala handphone, dan ini membuat kurang nyaman ketika menggunakan keypad.


LG GW525 Review

Desain LG GW525


Dilihat dari depan, GW525 memang sangat mirip dengan Cookie KP500. Tidak ada perbedaan yang mencolok bila keduanya tampil sejajar. Dimensinya hanya berbeda cukup jauh pada ukuran ketebalannya. Berukuran 106,5 x 53 x 15,9 mm termasuk sedang sebagai sebuah ponsel. Di bagian muka hanya nampak 3 tombol dan speaker di bagian atasnya. Saat bagian badan ponsel digeser, mulai tampak jajaran keypad qwerty-nya. Pada susunan keypad ini juga dikelompokkan tombol-tombol angka dalam kelompok keypad sebelah kiri. Di bagian muka –saat keypad qwerty ditutup- hanya nampak 3 tombol yang fungsinya untuk menerima panggilan, menolak dan mengakhiri panggilan, serta tombol menu yang ada di tengah-tengah. Seperti pendahulunya Cookie, GW525 memiliki kedalaman warna hingga 256 ribu warna dengan mengadopsi teknologi TFT. Konsep layar sentuh menjadi andalan serial ini sebagai alternatif bila tak mau menggunakan keypadnya. Ukuran layarnya 61 x 33 mm atau 2,8 inci, dengan resolusi 240 x 400 pixels.


Sabtu, 01 Oktober 2011

Samsung SCH W139 - Review

Desain Samsung SCH W139


Dilihat dari desainnya, handphone ini terbilang konservatif, yakni mengandalkan konsep candybar yang lama. Keypadnya dibalut dengan jenis alfanumerik, tiap tuts rata-rata mempunyai lebar diatas 10 mm, membuat penggunaannya cukup ergonomis. Ditambah kontur keypad dan tombol navigasi empat arah dirancang bergelombang, rasanya jemari cukup mantap saat menjelajahi tuts handphone ini. Selain huruf latin, pada tuts keypad juga terukir aksara India, karena handphone ini memang disasar khusus untuk pasar Indonesia dan India. Samsung SCH-W139 terbilang handphone yang super minimalis. Dengan harga bandrol Rp650.000, handphone ini tak dibekali kamera dan mengusung konsep single port. Artinya untuk keperluan charging, koneksi data, dan headset stereo, semuanya hanya disatukan dalam satu port, tentu tak ada audio port 3,5 mm. Konsep yang simpel tapi akan menyulitkan untuk keperluan moda multitasking.


Samsung Galaxy Tab 10.1 - Review

Desain Samsung Galaxy Tab 10.1


Bodi tipis Samsung Glaxy Tab 10.1 berukuran ketebalan hanya 8,6 mm. Tidak hanya tipis, tablet ini juga terasa begitu ringan, dengan bobot hanya 595 gram. Jadi tidak mengherankan kalau tablet ini begitu nyaman saat dipegang atau dibawa-bawa. Samsung tetap mempertahankan desain khas tabletnya. Yaitu panduan warna putih di sisi punggung dengan sedikit aksen abu-abu di sisi kameram serta warna hitam di sisi depan. Layarnya berdaya TFT 16 juta warna, 800x1200 pixels, tampilan layar terlihat begitu tajam. Dan ini tidak berubah meski dibawah cahaya matahari. Tampilan user interface (UI) Android 3.0 Honeycomb ini sekilas tak ubahnya tablet lain ber-OS sama.


Samsung Wave575 - Review

Desain Samsung Wave575


Desainnya cukup minimalis dengan 4 sudut tumpul yang mulus. Hiasan lis perak tipis di sepanjang putaran body menambah ‘canggih’ tampilannya. Layar lebar touchscreen dilengkapi 3 tombol (Call, Menu, Back) di bawah dan earpice di atas layar. Ornamen di samping kanan dan kiri pun sama dengan Wave525, yakni tombol kunci, fungsi kamera, dan pengatur volume. Untuk port charger universal yang terdapat di kepala, dilindungi cover geser agar tahan akan percikan air. Ukuran LCD 3,2 inchi tergolong cukup mengakomodir segala operasional menu. Dengan teknologi WQVGA TFT dengan kedalaman 256ribu warna, pancaran layar tergolong tajam. Keberadaan akselerometer menjadikan layar dapat berotasi sesuai posisi. Fungsi multi-touch zoom dapat diaplikasikan pada fitur-fitur yang mendukung dan ranah maya. Kali ini, Samsung telah mengadopsi user interface TouchWiz seri 3.0, sehingga pengoperasian lebih optimal.


Samsung Galaxy Mini S5570 Review

Desain Samsung Galaxy Mini S5570


Samsung Galaxy Mini S55570 adalah seri lanjutan dari Samsung Galaxy 5, smartphone ini berukuran 110,4 x 60,8 x 12,1 mm dan berat 105 gram. Resolusi gambarnya hanya dapat masuk dalam taraf 'lumayan', 240x320 pixels, gambar yang dihasilkan boleh dibilang kurang jernih dibanding seri Galaxy sebelumnya. Namun ukuran layar 3,14 inchi bagi layarnya, terhitung cukup baik. Samsung Galaxy Mini S5570 terasa menyenangkan dalam genggaman tangan, ini dikarenakan bentuknya yang tipis dan bahan yang digunakan terasa enak ketika disentuh. Desain memiliki konsep full touch screen minim tombol instrumen. Di bawah layar terdapat dua tombol untuk 'back' dan menu. Di tengahnya ada tombol navigasi yang berfungsi untuk memilih menu. Pada sisi kiri ada tombol volume, digunakan juga sebagai zoom in/zoom out kamera, dan pada sisi kanan terdapat slot hot swap kartu memori.


Samsung S8530 Wave II Review

Desain Samsung S8530 Wave II


Sepintas melihat penampilannya, tampak penampang Wave II yang cukup lebar yakni 3,7 inchi. Dengan ukuran layar sebesar 49 x 81 mm itu. Tak banyak instrumen yang mengelilingi, hanya ada tombol mengawali dan mengakhiri telepon serta tombol langsung ke menu utama. Dengan bahan material dari metalik pilihan, Wave II terasa tampil macho dan terkesan sebagai produk high-end. Yang menarik adalah di bagian casing belakang tempat lensa. Lensa sengaja dilapisi plastik dengan memberi akses bentuk belah ketupat, juga pada lampu flashnya.


Samsung membekali seri ini dengan layar Super LCD 16 juta warna. Layar ini berjenis layar sentuh kapasitif dan mampu menghadirkan resolusi WVGA (480 x 800 pixels). Dengan bekal seperti ini, beragam menu bisa tampil atraktif. Dengan layar ukuran besar ini, setiap ikon bisa muncul dengan gambar atraktif plus tulisan berukuran cukup besar sehingga cukup gampang digunakan. Samsung juga membekali layar Samsung dengan UI TouchWiz 3.0, smart unlock, multitouch dan handwriting recognition. Port yang terlihat langsung oleh pengguna adalah micro USB dan audio 3,5 mm yang terletak di sisi atas ponsel. Keberadaan port di sisi atas ini memang cukup memudahkan, meskipun juga sedikit merepotkan saat itu terkoneksi dengan laptop menggunakan kabel data.


Samsung Chat 322 Review

Desain Samsung Chat 322


Mengambil desain qwerty ala ponsel masa kini, Samsung Chat 322 tidak terkesan lebar. Malah, bila dilihat dari permukaan belakang, mirip dengan ponsel Samsung seri touchscreen. Sudah menggunakan lubang charge dan jack audio universal, memudahkan Anda berganti peranti dengan charger atau headset merek lain. Susunan dan bentuk tiap tutsnya terbilang kaku, kecil dan rapi. Meski begitu, mereka cukup nyaman dipencet. Trackpad yang digunakan sebagai tombol navigasi cukup sensitif dan memudahkan penelusuran menu.


Samsung B6520 Review

Desain Samsung B6520


Mengusung desain qwerty, B6520 punya bentuk desain yang gagah tetapi dengan form factor yang nyaman digengggam. Uniknya, ketebalan ponsel ini tidak merata layaknya ponsel qwerty yang sudah ada, sebab ada yang menonjol di seperempat bagian atas dan bawah ponsel ini. Ini membuat ponsel saat rebah tampak menggelembung di sisi bawah dan atas pada backcover. B6520 yang dijuluki sebagai Corby Windows Mobile, punya kedalaman layar TFT 65 ribu warna. Resolusinya layarnya 320 x 240 pixels dengan rentang 49 x 37 mm. Terbilang leluasa menampung dua baris menu ikonik. Ponsel ini dibekali beberapa port, yang tersedia seperti port audio 3,5 mm pada sisi atas ponsel., port ini juga berperan sebagai sambungan akses untuk mendengarkan radio. Port yang lain adalah port memori eksternal dan port charging yang keduanya ditutupi metal dengan warna senada.


Samsung i5510 Calisto Review

Desain Samsung i5510 Calisto


Desain Calisto serupa dengan tipe-tipe ponsel touch screen Samsung sebelumnya, casing Calisto terbuat dari material plastik awet berwarna hitam dan glossy. Tepat di bawah layar terdapat tiga tombol fisik khas Android (menu, home, dan back). Port charger universal dengan penutup geser dan jack audio standar berada di kepala body. Samping kanan terdapat tombol pengatur volume sedangkan kiri tombol power yang juga pengunci layar. Layar sentuh berjenis kapasitif sebesar 3,2 inchi cukup luas untuk mengoperasikan menu. Terasa pas untuk pemakaian satu jempol saja. Kedalaman layar yakni 256 ribu warna TFT dan resolusi 240 x 400 pixels, menghasilkan LCD display yang cukup terang dan responsif.


Samsung S5333 Pietro Review

Desain Samsung S5333 Pietro


Konsep ponsel ini masih mengambil patron khas Samsung untuk serial full touch screen, seperti Omnia dan Galaxy tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Ini memberikan keuntungan lebih pas dalam penggunaan yang lebih ergonomis, ditambah Pietro dilengkapi rancangan struktur yang kokoh, termasuk struktur rail pada slide papan qwerty. Pada keypad menggunakan bahan karet sintetis yang membuat jari terasa nyaman saat menekan tombol. Keypad qwerty adalah alat utama untuk input data atau perintah ke ponsel, meski ada beberapa fungsi yang tetap harus mengandalkan input lewat sentuan layar. Respon pada layar cukup baik dengan dukungan akselerometer, membuat tampilan layar berubah horizontal dan vertikal, mengikuti gerak posisi ponsel dalam genggaman.


Samsung i5503 (Galaxy 5) Review

Desain Samsung i5503 (Galaxy 5)


Dari sisi desain Galaxy 5 kalah jauh dibandingkan Galaxy S, malah terlihat lebih mirip Corby Touch. Tampilanya terlihat lebih elegan dengan balutan plastik glossy berwarna hitam di sekujur bodinya dan dihiasi list silver. Layar luas masih mendominasi sisi depan, yang di sisi bawahnya disesaki oleh tombol navigasi 5 arah, Call, End Call/Power, Option, Home, Back dan Search. Ukuran layar sentuh Galaxy 5 sama dengan Corby Touch (2,8 inci), begitu juga dengan resolusinya. Namun tampilan layar di sini terlihat lebih tajam dan terang. Ini karena daya pancarnya mencapai 16 juta warna (sama dengan Galaxy S). Ada 7 homescreen yang disediakan dan bisa dimasukkan shortcut ,folder dan widget (Samsung Widget dan Android Widget). Tidak banyak port, slot atau tombol shortcut yang menghiasi bodi Galaxy 5. Hanya ada tombol volume dan port MicroUSB (untuk charger dan kabel data) di samping kanan. Serta lubang Jack 3,5 mm headset di bodi atas. Untuk slot memori eksternal yang berjenis MicroSD, diletakkan dibalik casing belakang.


Samsung C3300K Champ Review

Desain Samsung C3300K Champ


Sepertinya hanya Sony Ericsson Xperia X10 Mini yang mampu menyaingi mungilnya postur bodi Samsung Champ. Keduanya mungkin bisa diklaim sebagai ponsel berlayar sentuh paling kecil. Namun Samsung Champ, yang sekujur bodinya berbalut plastik glossy, berbobot lebih ringan. Meski berbodi mini, tapi ukuran layarnya terbilang standar (2.4 inci). Layar sentuh disuntikan user interface khas Samsung, yaitu TouchWiz Lite. Berupa 4 homescreen yang bisa digeser ke kanan/kiri dengan usapan jari, dan bisa diisi berbagai widget. Tampilan menu utama juga bisa digeser ke kanan/kiri, yang terbagi atas 3 halaman menu. Layar sentuh ini bersifat resistive, makanya disediakan stylush, jikalau saat disentuh jari terasa kurang responsif.


Samsung S8500 Wave Review

Desain Samsung S8500 Wave


Mirip dengan tipe smartphone Samsung lainnya, Wave berbody tipis langsing, kerangka solid, dengan model ‘berkelas’. Material logam membungkus apik hampir seluruh permukaan kecuali layar. Bagian layar pun tidak perlu diberi tambahan anti gores karena memang permukaannya sudah terbuat dari kaca tahan goresan. Tanpa kehadiran keypad, hanya disediakan 3 tombol yang terletak tepat di bawah layar guna mengeksekusi. Unsur penampil antar muka menjadi kunci kekuatan brand Samsung berkat teknologi Super AMOLED yang menjadikan layarnya jernih dan tampak hidup. Berdiameter 3,3 inchi dengan kekayaan 16 juta warna serta kerapatan 800x480 pixels, Anda tidak akan menemukan kekurangan di dalamnya. Ketajaman warna tidak hanya berkuasa di dalam ruangan, melainkan juga di bawah pancaran sinar sang surya.


Samsung i5700 Galaxy Spica Review

Desain Samsung i5700 Galaxy Spica


Layar sentuh capacitive berukuran 3.2 inch sangat baik dalam mengakomodasi kepentingannya. Resolusi gambarnya memadai, 320x480 pixels, hingga mampu menampilkan gambar yang jernih dengan saturasi yang proporsional. Nah, yang menjadi primadona untuk urusan layar ini adalah implementasi teknologi AMOLED. Selain menghasilkan kualitas gambar yang mapan, layar ini pun dapat mereduksi konsumsi power karena mampu mengatur intensitas cahayanya secara mandiri. Semua tombol navigasi yang dimiliki ponsel ini mudah dijangkau oleh jari. Tidak ada masalah dengan tombol navigasi. Ketidaknyamanan justru muncul dari port. Seharusnya, dengan meletakan port kartu SIM dan kartu memori di luar kabin baterai menjadi nilai tambah.


Samsung B7320 Omnia Pro Review

Desain Samsung B7320 Omnia Pro


Desain Omnia Pro cukup mirip dengan BlackBerry Curve. Ini memang agak keluar dari pakem Samsung yang biasanya setia dengan desain khasnya. Rancangan ponsel cenderung bergaya konservatif, tapi tetap ergonomis. Dengan dimensi 111,8 x 59,6 x 12,6 mm, Omnia Pro termasuk kelas ponsel QWERTY yang mungil di pasaran.
Meski kedalaman layar TFT-nya hanya sebatas 65 ribu, soal tampilan dan kualitasnya, sekali lagi membuktikan keunggulan Samsung dalam teknologi layar. Dengan adopsi Winmo standard, layar landscape bersifat non touch screen. Ukuran layar 2,4 inchi atau 30 x 50 mm dengan resolusi 320 x 240 pixels. Dengan ukuran dan kapasitas itu, layarnya memang pas untuk fungsi messaging. Tampilan layar juga masih cukup jelas meski berada di bawah sinar matahari.


Samsung i8003 Omnia Pro - Review

Desain Samsung i8003 Omnia Pro


Mengacu pada desain full touch sceen ala Samsung Jet, Omnia II turut dibekali tombol akses menu empat arah yang berbentuk heksagon. Ukurannya memang sedikit besar, karena mengakomodasi layarnya yang lebar. Namun masih dalam toleransi kenyamanan tangan saat mengenggamnya. Omnia II menggunakan jenis AMOLED (active matrix organic light-emitting diode) 16 juta warna dengan bentang layar 3,7 inchi. Layar bisa terlihat jelas dari sudut samping dan saat terkena sinar matahari. Kualitas tampilan layarnya jempolan, namun respon pada sentuhan jari kadang kala agak tersendat.


Samsung SCH-R351 Pinger Review

Desain Samsung SCH-R351 Pinger


Bekal layar dengan teknologi TFT berkedalaman warna 262 ribu tergolong cukup baik. Dengan dimensi layar sebesar 44 x 36 mm atau 2,2 inci masih terlalu kecil untuk sebuah ponsel dengan body yang besar. Padahal masih ada ruang tersisa cukup banyak di pinggir layar yang bisa dimanfaatkan. Ukuran tombol keypad qwerty yang dimiliki Pinger, sedikit di bawah rata-rata. Ditambahlagi dengan ruang keypad yang rada sesak, menyebabkan agak kurang nyaman dalam menggunakan keypadnya. Namun repon keypadnya sendiri lumayan baik.


Samsung B3310 Review

Desain Samsung B3310


B3310 adalah ponsel unik dan termasuk terkecil di segmen qwerty slide. Berdimensi 91 x 54 x 17 mm menjadikan ponsel ini ergonomis dalam genggaman. Tak banyak pernak pernik instrumen dan shortcut menu. Desainnya yang unik serta warnanya yang atraktif, bisamenarik perhatian. Keypad alphanumeric tergolong revolusioner, dirancang vertikal di samping kanan layar, dengan tombol bintang pada urutan atas dan tombol tombol pagar pada bagian paling bawah. Sedangkan keypad qwerty hadir dengan urutan lengkap, di mana tuts L, B, N, dan M bisa difungsikan untuk tombol navigasi 4 arah. Desain ponsel yang imut berimbas pada ukuran layar yang kecil. Bentang ukuran yakni layar 40 x 30 mm atau 2 inchi. Layarnya menggunakan layar jenis TFT dengan kapasitas 262 ribu warna. Satu layar SMS bisa menampung 3 baris teks.


Samsung S3653 Corby Review

Desain Samsung S3653 Corby


Modelnya sekilas mirip PDA, dengan penekanan aksen stylish pada sudut-sudutnya yang dibuat luwes. Bagian sisinya dibuat melandai, yang membuatnya makin menarik untuk dipandang. Tak diragukan, tampilannya memang cocok untuk kalangan muda. Paduan warna hitam mengkilat di bagian depan, dan warna cerah di penutup baterai, makin membuatnya atraktif. Bagaimanapun, aspek ergonomis tetap terjaga. Sebagai ponsel yang fully touch screen, maka layar menyita hampir seluruh bagian muka. Soal layar, Samsung memang piawai, terlihat dari kemampuan layar yang tajam dan jernih. Sementara teknologi layar sentuhnya, begitu responsif pada sentuhan dan sapuan jari.


Samsung SGH-G810 - Review

Desain Samsung SGH-G810


Rancangan folder geser ponsel ini cukup meyakinkan. Hentakannya halus, pergeserannya mantap dan ringan. Bagian belakangnya sendiri didesain mirip tampilan sebuah kamera poket digital.Pada sisi body ponsel dilengkapi slot female jack 3,5 mm dan instrumen pengendali fitur kamera. Layar masih mengandalkan standar TFT LCD 262 ribu warna. Resolusi layar adalah 240 x 320 pixels dengan ukuran bentangan layar 2,6 inchi. Layar mengusung user interface khas seri 60 tapi dengan ikon menu khas Samsung. Pada layar utama juga bisa dimunculkan 6 ikon fitur siaga dalam active standby menu. Keypad dirancang dengan konsep flat (datar) sehingga memudahkan penggunaan. Dalam deretan keypad dilengkapi dua tombol shortcut untuk akses cepat. Selain juga peran tuts keypad sebagai penunjang speed dial.


Samsung E1160 - Review

Desain Samsung E1160


Mengusung desain candy bar yang simpel dengan dimensi 105.9 x 45 x 14.8 mm dan bobot 79 gram. Materialnya terbuat dari bahan plastik dove dan terasa mantap dalam genggaman tangan. Untuk konsep keypad, menggunakan jajaran tombol numeric berukuran besar-besar. Dengan volume tombol yang cukup besar, tentu saja memudahkan kita saat menulis pesan. Ukuran layar tidak terlalu besar. Hanya 1,52 inch dan resolusinya 128 x 128 pixels. Padahal di sekeliling layar, masih banyak space untuk memaksimalkan ukuran layar.


Samsung B2100 Extreme - Review

Desain Samsung B2100 Extreme


Tampil dengan desain candy bar yang sporty berbalut warna hitam. Dimensi ponsel ini adalah 113 x 48.9 x 17.4 mm dan bobotnya 102,3 gram. Tergolong ponsel berbadan bongsor, namun tetap nyaman dalam genggaman. Keypad mempunyai tombol berukuran besar dan empuk saat ditekan. Untuk layarnya menggunakan jenis TFT 262 ribu warna, dan mampu menampung 12 menu iconic. Resolusi layarnya adalah 120 x 160 pixels.


Samsung GT-i8000 Omnia Pro Review

Desain Samsung GT-i8000 Omnia Pro


Sama seperti ponsel seri Omnia pendahulunuya,ponsel cerdas keluaran Samsung ini mengadopsi konsep full touch screen,dengan layar AMOLED 16 juta warna. Tombol navigasi di bagian tengah bentuknya unik seperti berlian. Layar sentuh menggunakan jenis resistive. Respon layar saat disentuh jari cukup sensitif dan mudah pengoperasiannnya. Dimensinya 118 x 59.6 x 12.3 dan bobot 123 gram tergolong bongsor, namun tetap nyaman dalam genggaman.


Samsung GT E2120 - Review

Desain Samsung GT E2120


Tampilan Samsung E2120 sederhana saja, sebuah bar yang simpel tanpa banyak pernak-pernik tombol ekstra. Sedikit dipercantik dengan tekstur sisik pada casing, yang dipadu dengan aksen merah pada bagian-bagian tertentu, seperti pada bagian bawah dan lis yang melingkari tombol navigasi. Jarak antar tombol cukup memadai untuk menghindari salah tekan. Namun luas penampang keypad sendiri agak sempit. Meski dilengkapi dengan layar berkedalaman 65 ribu warna, layar jenis CSTN memang kurang optimal dalam hal ketajaman gambar.


Samsung SGH-B200 - Review

Desain Samsung SGH-B200


Hampir sebagian besar handphone pemula dengan fitur seadanya mengadopsi desian batangan (bar). Begitu juga dengan samsung SGH-B200. Desainnya bisa dibilang biasa saja, dengan susunan tombol berukuran besar dan saling menyatu. Susunan tombol seperti ini sangat menguntungkan bagi pemula untuk berkirim pesan via SMS. Teknologi layar yang diadopsinya masioh CSTN 65 ribu warna. saat melihat jajaran menu pada handphone, kualitasnya pun bisa dibilang biasa-biasa saja.


Samsung SGH-U800 Soul b - Review

Desain Samsung SGH-U800 Soul b


Balutan bahan metal dan bodinya yang langsing membuat handphone berdesain sliding ini tampak mewah. Ketika folder digeser, hentakannya terasa halus.Meski nyaman dalam genggaman, namun material yang menyertaiya juga membuatnya terasa licin. Samsung seri Ultra ini menggunakan layar jenis TFT 262 ribu warna. Susunan menu pada layar terlihat jernih ketika diakses. Pada jajaran keypad, menggunakan konsep tombol yang menyatu dengan bodi. Tombol-tombol berukuran besar, sehingga nyaman saat ditekan


Samsung i8910HD - Review

Desain Samsung i8910HD


Tidak memiliki banyak ornamen justru menjadikan desain handphone ini begitu elegan. Minimnya ornamen membuat penampang muka dan belakang ponsel ini terlihat sangat luas. Meskipun agak sedikit bulky dan kaku, namun nyaman saat digunakan. Bobot yang dimilikinya pun tidak memberatkan saku ketika dikantungi. Ini dia salah satu aspek yang diunggulkan dari handphone ini. Layar sebesar 3.7 inci yang dimiliki terbukti mampu menyajikan gambar dengan sangat baik. Kualitas layar QHD 16 juta warna AMOLED nya memiliki resolusi 640x360 pixel, artinya terdapat 230.400 titik pixel pembentuk gambar. Menurut spesifikasi teknisnya, layar handphone ini memiliki ratio kerapatan hingga 16:9 (quarter HD). Alhasil, Gambar yang ditampilkan begitu hidup dan pekat warna. Layar sentuhnya memiliki sensitivitas yang tinggi. Jadi, sedikit sentuhan cukup untuk membangkitkan response ponsel ini


Samsung B3210 Corby TXT - Review

Desain Samsung B3210 Corby TXT


Rancangan Corby TXT banyak terinspirasi dari lekukan mobil balap Ferrari dan lekukan celana jeans. Maka tak heran handphone ini desain sudut sampingnya tak umum, yakni berkurva dan pop style kontur mengigatkan pada bentuk pesawat siluman. Desain Corby TXT tergolong mungil untuk ukuran ponsel QWERTY, ini berdampak langsung pada ukuran keypadnya. Dalam alur keypad tak lupa disiapkan tuts akses langsung ke menu MP3 player dan tuts shortcut ke menu SMS. Layar Corby TXT mengambil konsep landscape dengan ukuran 2.2 inchi. Kedalaman layar yakni 262 ribu warna TFT dengan resolusi 176 x 144 pixels. User interface (UI) mengenalkan pilihan themes kartun yang menarik. Tak lupa terdapat menu transition effect untuk menambah kesan dinamis.


Samsung C6625 Valencia - Review

Desain Samsung C6625 Valencia


Bentuknya sih biasa-biasa saja, kotak bulky khas ponsel qwerty. Yang membuatnya beda adalah paduan dan pilihan warna yang digunakannya. Itu membuat Valencia tampil fancy. Dengan pilihan warna seperti itu, nampaknya Valencia diposisikan sebagai samrtphonenya kaum muda. Kalu betul begitu, rasanya Valencia kurang “genit”. Kalau mau, sekalian memakai paduan warna cerah dan solid, ketimbang memakai unsur warna metalik –seperti pada ponsel yang diuji, memakai warna biru bavy metalik.


Samsung S5233 - Review

Desain Samsung S5233


Inilah handphone layar sentuh murni. Selain tombol terima/tolak panggilan, on/off dan tombol back, tak ada lagi tombol apapun untuk berinteraksi dengan ponsel ini. Semuanya dilakukan lewat layar sentuh. Sebagai handphone touch screen, ukurannya cukup nyaman ketika digunakan, juga tak terlalu berat, dengan layar mendominasi bagian depan ponsel. Tampilan? Hmmm, boleh jugalah. Samsung terkenal piawai dalam teknologi layar handphone. Dan itu diterapkan juga di handphone ini. Tampilan layar begitu tajam dan cerah, dengan dukungan 262 ribu warna TFT. Ukuran layar juga sudah memperhatikan kenyamanan penggunaan, mengingat layar adalah media utama untuk interaksi pengguna. Layar sentuhnya juga responsif terhadap tekanan stylush pen atau jari.


Samsung S8300 - Review

Desain Samsung S8300


Dengan konsep handphone geser, Samsung SGH-S8300 tampil sungguh menawan. Pergeseran antar bodi ponsel atas dan bawah terasa sangat mantap dan kokoh. Namun mesti ekstra hati-hati saat menyimpannya ke saku dan berdesakan dengan benda tumpul. Bodi bagian depan khususnya yang berada di pinggiran layar, rawan goresan benda tumpul. Dalam keadaan tertutup, hanya ada 3 tombol untuk mengoperasikan handphone. Ketiganya memiliki fungsi melakukan/menerima panggilan, mengakhiri panggilan, dan tombol back. Kalau hendak berselancar ke berbagai menu, mesti memaksimalkan fungsi layar sentuhnya. Di bagian kiri badan handphone terdapat tombol pengaturan volume. Sedangkan di bagian kanan ada tombol pengunci dan tombol untuk mengoperasikan kamera. Sedangkan slot charging ada di bagian atas dua tombol ini. Kalau bodi di geser, muncul jajaran keypad standar layaknya sebuah handphone.


Ini dia keunggulan dan sekaligus jadi teknologi pertama untuk handphone Samsung. Layar sentuh berteknologi capacitive touchscreen. Layar sentuh sekelas i-Phone ini membuat pengguna hanya bisa mengoperasikan layar dengan sentuhan kulit jari. Ketajaman warnanya mencapai 16 juta warna yang mampu menghasilkan gambar sangat tajam. Dengan ukuran layar sebesar 2,8 inci atau 39 x 60 mm.


Samsung S8003 - Review

Desain Samsung S8003


Layaknya iPhone, desain merujuk ke konsep full touch screen yang minim tombol instrumen. Tapi di bawah layar terdapat dua tombol untuk jawab dan akhiri panggilan. Di tengahnya ada tombol berbentuk kubus (heksagonal), berfungsi sebagai tombol “back”. Sisi belakang Jet diberi torehan garis-garis bernuasa reflektor. Jet mengadopsi layar AMOLED (active matrix organic light emitting diode) high resolution WVGA, di mana tampilan layar tetap terlihat jelas saat dipandang dari sudut samping dan di bawah cahaya matahari. Jet juga mengusung teknologi akselerometer untuk perpindahan visual layar otomatis dari portrait ke landscape, dan sebaliknya.


Polytron Glozz PG 5000Q - Review

Desain Polytron Glozz PG 5000Q


Polytron Glozz PG 5000Q adalah handphone yang unik. Handphone ini sedikit berbeda dengan handphone lokal lainnya. Glozz tampil dengan desain Clamshell yang mungil, bentuknya yang terlihat seperti tempat bedak (compact powder) membuat kita langsung berasumsi bahwa handphone ini ditujukan bagi pengguna wanita. Untuk keypad -nya, Polytron memberikan jajaran tombol qwerty yang enak saat ditekan karena terbuat dari bahan karet empuk. Handphone ini terbuat dari bahan logam dan karet, jadi kita tidak perlu ragu lagi mengenai kekuatan handphone ini. Hebatnya lagi, walaupun Glozz PG 5000Q hanya berukuran 70,6 x 20,7 x 70,6 mm namun layar yang dimiliki handphone ini cukup luas. Layarnya berukuran 2,4 inchi dengan resolusi 320x240 pixels.


Polytron Genio PG 1000Q - Review

Desain Polytron Genio PG 1000Q


PG 1000Q adalah handphone dari jajaran seri Genio Polytron. Dilihat dari desainnya, susunan tombol terbilang biasa saja, yakni menggunakan konsep qwerty sesuai dengan seri Genio lain. Jarak antar tombol rapat-rapat. Tombolnya terbuat dari bahan plastik yang terasa empuk saat ditekan. Untuk layarnya menggunakan jenis TFT. Secara keseluruhan, layar mampu menampung 9 menu ikonik. Dari uji coba, tampilan gambar di masing-masing menu terlihat kurang jernih. Bahan yang digunakan untuk membuat handphone ini cukup baik, terlihat dari balutan penutup selubung (cover) terbuat dari bahan karet. Bahan karet membuat handphone terasa mantap dalam genggaman, sehingga kita tidak perlu khawatir akan sisi ergonomis handphone.


Polytron Genio PG 1100Q - Review

Desain Polytron Genio PG 1100Q


Seri Polytron Genio tampaknya memang didedikasikan untuk handphone dengan keypad qwerty. Dari segi desain memang handphone ini tidak istimewa, namun kita harus memberi aplaus kepada Polytron untuk memilih material yang cukup baik dalam pembuatan handphone ini. Bagian cover belakang terbuat dari karet sedang bagian depannya dari metal, sehingga durabilitas handphone ini bisa diadu. PG1100Q mengutilisasi slot MiniUSB untuk pemindahan data. Slot ini berada di sisi kanan handphone dengan memiliki cover. Di sisi yang sama kita juga bisa melihat keberadaan port audio jack 3,5 mm. Penggunaan 3,5 mm adalah pilihan yang tepat, karena mayoritas headset saat ini menggunakan ukuran tersebut.


Polytron Grafitti PG 2000T - Review

Desain Polytron Grafitti PG 2000T


Pemain baru di kancah handphone lokal, Polytron, menggebrak dengan handphone bar yang menggunakan layar sentuh, Polytron Graffiti PG 2000T. Memang layar sentuh yang dihadirkan tidak terlalu istimewa, namun dibanding handphone lokal lain yang juga berusaha menggunakan layar sentuh resistive paling tidak Polytron terasa lebih 'mengalir' saat digunakan. Layarnya berukuran 3,2 inchi dengan resolusi 400x240 pixels. Handphone ini hanya menyematkan 3 tombol di sisi depan, yaitu Call, End Call dan Menu. Ketiganya merupakan tombol keras. Di bagian kiri terdapat port jack audio 2,5mm, slot MicroUSB, dan slot charger yang biasa ditemukan di handphone Nokia. Pada bagian kanan ada dua shortcut masing-masing untuk camcorder dan kamera, juga ada tombol pengontrol volume.


Polytron Genio PG 3000Q - Review

Desain Polytron Genio PG 3000Q


Polytron yang selama ini dikenal sbagai produsen barang-barang elektronik seperti TV mencoba membuka lahan baru dengan mengeluarkan handphone merek sendiri. Polytron Genio PG 3000Q hadir dengan desain bar qwerty yang sesuai dengan tren masa kini yang menjagokan jajaran keypad qwerty. Polytron menghadirkan kesan stylish yang terlihat dari tampilan handphone ini. Lekuk bodinya pun cukup ergonomis, dengan sudut membulat di tiap ujung bodinya. Bodinya dari metal yang mengkilap sehingga terpancar kesan lux, dan bagian belakangnya terbuat dari karet agar tidak licin ditangan. Meski keypad berbahan plastik keras bukan karet, namun begitu tetap terasa empuk ditekan. Apalagi ukuran tombol-tombolnya cukup besar, sehingga meminimalisir kesalahan ketik. Handphone ini juga memakai sistem tombol navigasi sensor sentuh (track pad). Layar terlihat cukup terang dan cerah. Tapi sayangnya tampilan yang muncul di layar terlihat kurang tajam. Ternyata ini akibat dari resolusi layar LCD yang disiapkan hanya sebatas 320x240 pixels.