Senin, 12 Desember 2011

"Pengguna kamera digital akan terlihat konyol bila masih saja memakai mode M (Manual)," demikian dikatakan oleh Marrysa Tunjung Sari atau akrab dipanggil Sasha di awal sesi workshop miliknya. Namun tentu saja pernyataan tersebut berlaku utk kondisi-kondisi tertentu, terutama utk pemotretan jurnalistik di mana seorang fotografer tidak boleh ketinggalan moment hanya karena terlalu lama melakukan pengaturan. Hampir semua jajaran kamera sekarang sudah memiliki lightmeter, itulah alasan yg dikemukakan atas pernyataannya tersebut. Dgn mode Av/A/F (tergantung merk kameranya) atau Tv/S, pengguna kamera sudah mendapatkan pengaturan yg lebih gampang.

"Para vendor kamera sudah memperhitungkan banyal hal dgn menghadirkan mode-mode tersebut" papar sosok yg dikenal dgn nama Twitter @poeticpicture ini lebih lanjut. Dgn Av, fotografer tinggal mengatur bukaannya, sedang shutternya akan mengikuti secara otomatis. Kebalikan dgn Tv, shutternya yg diatur oleh pengguna, sedangkan aperture atau bukaannya akan mengikuti.

Lantas, kapankah kita sebaiknya memakai mode? Ada 3 kondisi di mana M cocok dipakai, yakni:

1.Underwater
Mode M cocok dipakai di sini karena partikel di dalam air sangat bermacam-macam.

2. Studio
Lighting di dalam studio sudah fix (tidak berubah-ubah), sehingga pengguna cocok memakai mode Manual.

3. Long Exposure
Mode M juga pantas dipakai bila pengguna menginginkan long exposure pada pemandangan, laut, atau city scape.

Mode M adalah mode di mana pengguna yg mengatur sendiri semua settingan yg diperlukan seperti diafragma (aperture) dan shutter speed.

Sasha, mantan fotografer sport ini membagi ilmu mengenai mode kamera tersebut di salah satu sesi PictFest 2011 yg diadakan di fX LifeStyke X'ntre, Jakarta, Jumat (9/12/2011). Acara PictFest ini sendiri masih berlangsung hingga hari ini, Minggu (10/12/2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar