Desa Seisilau Timur terletak di Kabupaten Asahan, sekitar 4 jam perjalanan darat dari Medan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memilih desa ini sebagai Desa Informasi, desa yg coba diberi infrastruktur telekomunikasi utk meningkatkan taraf hidup.
Meski sebagian masyarakatnya mungkin belum begitu mengenal internet, namun mereka sadar akan dampak negatif dunia maya. Terutama pada anak-anak.
"Bagaimana ini pak, memang internet itu bagus tapi bagaimana dgn pornografi dan semacamnya di sana?" tanya salah seorang masyarakat saat peresmian Desa Informasi, Selasa (13/12/2011).
Desa Informasi memang menyediakan akses internet melalui MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan). Salah satu sasaran pengguna adalah anak-anak.
"Saya katakan internet itu dipakai hanya dua, haram jaddah atau ibadah. Semua ada di sana. Mau melihat Eropa, Mekkah atau kamar tidur orang juga bisa, tapi buat apa?" jawab Syukri Batubara, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo.
Syukri menekankan perlunya pengawasan orang tua kala sang buah hati mengakses internet. Ia menilai situs porno patah tumbuh hilang berganti sehingga anak-anak harus dimonitor ketat.
Masyarakat di Desa Informasi memang kemungkinan belum begitu akrab dgn teknologi informasi. Hal ini dipandang sebagai salah satu kendala utk menyukseskan program tersebut.
Sebagai salah satu solusi, dibentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yg diberi pelatihan khusus. KIM inilah yg diharapkan membantu masyarakat menggunakan sarana Desa Informasi seperti internet, radio dan televisi berlangganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar